Sirmadi yang berusia paruh baya ini selamat karena saat kejadian sedang bekerja di pasar.
Namun, tidak demikian halnya dengan sejumlah saudara dan kerabatnya yang sampai kini masih hilang dan belum ditemukan.
“Saudara saya yang hilang ada 16 orang. Semua sedang bekerja buruh panen jahe saat longsor terjadi,” ucapnya, lirih.
Menurut keterangan Kades Banaran Sarnu, potensi longsor sebenarnya sudah diketahui sejak 20 hari sebelumnya.
Saat itu, kata dia, retakan terus meluas sehingga tanah ambles antara 10-20 centimeter setiap harinya.
“Warga sudah mengantisipasi dengan mengungsi setiap menjelang malam. Namun, pagi kembali ke rumah dan beraktivitas seperti biasa,” kata Sarnu.
Sirmadi dan Sarnu mengatakan, cuaca cerah saat longsor terjadi, tetapi pada malam sebelumnya (Jumat, 31/3) sempat turun hujan deras.
Menurut Sirmadi, para petani terpantau sempat beraktivitas memanen jahe sejak pukul 06.30 WIB dan ia pergi ke pasar sampai peristiwa tanah longsor terjadi dan mengubur 34 rumah di empat RT Dusun Tangkil dan Krajan.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: