Pedagang sayur di Pangkalpinang merugi. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudistira menegaskan, kesalahan Presiden Joko Widodo dalam memaparkan data dapat berakibat fatal.

Menurut Bhima, tidak seharusnya pejabat seperti presiden yang menjadi kepala negara tidak mengetahui fakta sesungguhnya di lapangan terkait daya beli dikalangan masyarakat turun.

“Apalagi melibatkan tentang pemakaian daya beli, daya beli masyarakat ini kan menjadi concern pembuatan usaha,” kata Bhima ketika dihubungi Aktual, Senin (16/10).

Sebagaimana diketahui, Jokowi sempat menyatakan adanya peningkatan volume pengiriman barang sebagai bukti bahwa tidak ada penurunan daya beli pada penutupan Rakornas Kadin di Jakarta, 5 Oktober 2017 lalu.

Klaim ini dibantah oleh bos salah satu perusahaan pengiriman logistik JNE Mohammad Feriadi, yang menyatakan jika peningkatan volume pengiriman barang hanya mencapai 30 persen, jauh lebih sedikit dibandingkan klaim Jokowi yang mencapai 130 persen.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan