Jakarta, Aktual.com – Analis Sosial Politik Universitas Negeri Jakarta, Ubedilah Badrun, berpandangan demonstrasi di kediaman Presiden RI ke 6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dilakukan sekelompok mahasiswa sebagai bentuk salah fokus dari perjuangan sebagai kelas menengah.

“Saya sebut salah fokus sebab posisi mahasiswa sebagai kelas menengah terpelajar seharusnya mengambil posisi independen yang kritis terhadap pemerintah, bukan pada satu orang,” kata Ubedilah dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Senin (6/2).

Menurutnya, problem bangsa saat ini bukan SBY tetapi rezim saat ini yang salah kelola negara dan mengakibatkan kelesuan ekonomi yang cukup lama dan kesenjangan ekonomi dengan rasio gini yang tinggi mencapai 0,41.

Hutang negara juga terus melambung hingga kurang lebih 3.800 triliun, berikut dominasi asing yang terlalu besar melebihi 53 persen di sejumlah sektor dan pengangguran yang terus bertambah di tingkat lulusan SLTA yang mencapai 1,3 juta lebih.

“Selain salah kelola ekonomi, rezim saat ini juga gagal mengelola harmoni sosial politik karena perilaku politik rezim justru membuka lebar ruang disharmoni, seperti membuka ring bagi munculnya para petarung. Ini terlihat dari komunikasi politik yang saling menyerang diantara elit politik dan bahkan dengan tokoh agama,” jelas Ubed, sapaannya.

Ditambahkan, dalam politik tidak seharusnya semua ditimpakan pada rezim sebelumnya. Sebab jika perlakuan demikian terus dilakukan, yang ada justru pemerintah tidak bisa move on. Terus berkutat pada kesalahan demi kesalahan rezim sebelumnya sementara tantangan besar menunggu di depan.

“Jika setiap episode sejarah selalu menyalahkan rezim masa lalu kita tak kan pernah maju. Sebab jika dikorek masa lalu mantan Presiden tidak hanya SBY, semuanya menyimpan sejumlah persoalan serius, dari Soekarno, Soeharto, Habibie, Gusdur, sampai Megawati dan SBY. Mungkin nanti menyusul Jokowi,” tandas eksponen aktivis ’98.

(Novrizal Sikumbang)

Artikel ini ditulis oleh: