Jakarta, Aktual.co — Poster tiga perempuan cantik di satu papan merek yang tergantung di satu jalan di pusat kota Kabul, Shahr-e-Now, menarik perhatian pejalan kaki.
Papan merek tersebut, yang bertuliskan “mempercantik mempelai wanita dan pria bisa diterima”, menggambarkan keikut-sertaan perempuan dalam kegiatan usaha, sosial dan budaya di Afghanistan pasca-Taliban, perkembangan yang tak terfikirkan selama kekuasaan Taliban –yang digulingkan oleh serbuan militer pimpinan AS pada penghujung 2001.
Berdirinya salon kecantikan dan menjamurnya kegiatan usaha itu telah membantu kaum perempuan mencapai kemampuan untuk memenuhi sendiri kebutuhan mereka di bidang ekonomi.
“Mempercantik diri dan merias pengantin dikenakan biaya 3.000 sampai 5.000 Afghani dan bahkan 10.000 Afghani, tergantung atas jenis bahan yang digunakan dalam proses tersebut dan jumlah perempuan yang menyertai mempelai perempuan ke salon kecantikan,” kata seorang anggota staf salon kecantikan yang tak ingin disebutkan jatidirinya, Seperti yang dikutuip dari Xinhua, Senin (27/10).
Namun wanita tersebut mengatakan jika seorang mempelai wanita ditemani oleh lima perempuan atau lebih, salon kecantikan memberi potongan harga tapi tidak sampai di bawah 3.000 Afghani.
Ia juga menyatakan bahwa ia puas dengan penghasilannya yang lumayan.
Nilai tukar mata uang Afghanistan, Afghani, ke dolar AS saat ini ialah 57,5 Afghani.
Di Afghanistan, yang konservatif, tempat tradisi berurat-akar di dalam masyarakat dan sangat dihormati, seorang perempuan biasanya menghindari pengungkapan namanya kecuali dalam kasus seperti pendaftaran sekolah, pengurusan paspor atau berobat ke rumah sakit.
Pembukaan salon kecantikan untuk melayani kaum perempuan di Afghanistan pasca-Taliban telah menjadi usaha yang lumrah dan menguntungkan.
Di Ibu Kota Afghanistan, Kabul, dan kota besar lain, sangat banyak salon kecantikan telah beroperasi selama beberapa tahun belakangan untuk memberikan layanan buat perempuan yang baru menikah dan anak perempuan.
Arayshgah Humira (Kecantikan Humira), Salon Tofan Beauty, Salon Dunya Beauty, Salon Kecantikan Shar-e-Aros, Majmarsal Beauty, dan lain-lain termasuk salon kecantikan terkenal di Kota Kabul, yang hampir selalu dipenuhi pelanggan.
Namun, kaum pria dilarang memasuki salon kecantikan buat perempuan, kecuali buat mempelai pria bersama mempelai wanita yang ditemani oleh perempuan kerabat dekat.
“Saya membayar 500 Afghani untuk potong rambut dan 1.000 Afghani buat mewarnai rambut,” kata seorang perempuan kepada Xinhua, saat ia keluar dari satu salon kecantikan.
Anggota Taliban, selama enam tahun kekuasaannya –yang ambruk 13 tahun lalu, telah melarang pendidikan buat anak perempuan dan mengurung perempuan di dalam rumah mereka.
Perempuan Afghanistan, setelah 13 tahun ambruknya Taliban, telah berubah drastis. Kini mereka terlibat dalam politik, ekonomi, perdagangan, kegiatan usaha dan seni, termasuk musik dan film.
Perempuan yang berpendidikan dan mereka yang tinggal di kota besar seringkali memilih untuk datang ke salon kecantikan untuk mempercantik diri.
Salon Kecantikan Mulai Menjamur di Afghanistan
Masuk
Selamat Datang! Masuk ke akun Anda
Lupa kata sandi Anda? mendapatkan bantuan
Disclaimer
Pemulihan password
Memulihkan kata sandi anda
Sebuah kata sandi akan dikirimkan ke email Anda.