Jakarta, Aktual.com — Perbaikan jalan rusak di ibukota dipastikan bakal terus terjadi, karena jalan yang diperbaiki dipastikan kembali rusak dalam waktu dekat.
Sebab, kata pengamat perkotaan Universitas Trisakti, Nirwono Joga, sistem apapun yang dipakai untuk memperbaiki jalan tidak mampu awet, selama tak diiringi dengan perbaikan saluran air.
“Sifat alami aspal ataupun betonisasi akan rusak, bila masih digenangi air. Apalagi, kalau ada lubang setitik dan dilintasi kendaraan bertonase berat,” ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Minggu (22/5).
Karenanya, Joga menyarankan perlu perbaikan saluran air dahulu sebelum melakukan perbaikan jalan, agar air yang tergenang cepat kering.
Kemudian, mempertegas kelas-kelas jalan yang hanya diperbolehkan dilintasi kendaraan bertonase berat guna menghemat biaya pemeliharaan dan kualitas jalan bertahan hingga lima-tujuh tahun.
Lalu, imbuhnya, memakai konsep daur ulang aspal yang dikelupas bawahnya digunakan kembali untuk memperbaiki jalan tersebut.
“Memang usianya berbeda dengan aspal baru, tapi Penelitian terakhir menyebutkan bila kekuatanya bisa sampai tujuh tahun, kalau campuranya dibuat sebaik mungkin,” jelasnya.
“Yang terjadi saat ini, setelah aspal dikelupas, DKI membuangnya dan menggantinya dengan beli di e-katalog. Padahal, konsep ini bisa hemat 30 persen,” pungkas Joga.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan