Dalam menyalurkan bantuan, kata dia, terkadang pihaknya harus memberi sejumlah “mahar” kepada otoritas militer di suatu wilayah agar bisa menyalurkan bantuan untuk etnis Rohingya. Nilai yang dijadikan “mahar” itu sedikitnya senilai dengan Rp20 juta atau lebih.

Saat menyalurkan, lanjut dia, tim penyalur bantuan juga tidak bisa berlama-lama di daerah yang didiami oleh orang Rohingya dengan alasan keamanan. Hal itu juga harus segera dilakukan saat hari masih terang karena jika semakin gelap terjadi kekhawatiran ancaman keselamatan jiwa para penyalur bantuan.

Kendati mengalami banyak kendala, Fikri mengatakan pihaknya berupaya semaksimal mungkin untuk dapat menyalurkan bantuan kepada Rohingya.

“Mereka sangat membutuhan logistik. Semua kebutuhan sangat minim dan paling mendasar logistik. Tanpa dukungan fasilitas kesehatan mereka juga rentan untuk bisa bertahan dari hari kehari,” kata dia.

ant

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby