Suku asli Papua tuntut Freeport
Suku asli Papua tuntut Freeport

Jakarta, Aktual.com – Warga asli Papua yang terdiri dari suku Amungme dan Kamoro mendatangkan kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk meminta penghentian operasi PT Freeport di tanah adat leluhur mereka. Sebagai pemilik sah tanah ulayat setempat, kedua suku itu mengakui terdampak langsung atas kerusakan lingkungan di tanah adat mereka.

“Kami hadir di sini adalah suara yang kena dampak langsung dari Freeport. Kami sampaikan bahwa semenjak Freeport hadir, negatifnya terlalu banyak. Kami adalah korban, semenjak Freeport hadir 1961 sampai dengan 1996 kerusuhan terus terjadi secara besar-besaran. Nyawa pun jadi taruhan. Jadi saya pikir kehadiran Freeport sejak 1961 apa yang Freeport buat untuk kami,” kata Damaris (suku Amungme) saat dialog dengan pejabat Kementerian ESDM, di Jakarta, Rabu (8/3).

Kemudian Kaka Simson dari suku Kamoro menambahkan; bahwa dia menyesalkan kerusakan alam yang telah terjadi secara masif. Menurutnya kerusakan alam yang terlalu parah akan sulit untuk direklamasi, mungki ujarnya, hanya mukjizat yang bisa mengembalikan kelestarian tanah leluhurnya.

“Kami masyarakat adat sangat menyesal sekali dengan apa yang terjadi. Gejolak yang terjadi ini, bahkan kami di daerah yang terkena dampak langsung. Di atas gunung sudah terlalu banyak lubang-lubang. Mungkin mukjizat saja yang bisa mengembalikan,” tuturnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka