Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan menerima kunjungan Duta Besar Azerbaijan untuk Indonesia, Tamerlan Elmar Oglu Karayev, di Nusantara III, Komplek Parlemen, Rabu (3/2).
Dalam pertemuan itu, Karayev menegaskan bahwa apa yang disampaikan duta besar Armenia tentang negaranya hidup dalam ruang demokrasi dan toleransi antar umat beragama adalah tidak benar.
“Armenia bohong soal toleransi terhadap muslim di negaranya. Faktanya, kami punya 1 juta pengungsi muslim di negara kami,” kata Karayev kepada Zulkifli, di Komplek Parlemen, Rabu (3/1).
Karayev menjelaskan, bagaimana bisa disebut Armenia toleran, jika tidak mengizinkan umat muslim tinggal di negaranya. Media Armenia juga dinilai memberitakan propaganda mengenai demokrasi dan toleransi.
“Bagaimana bisa menyebut itu demokrasi kalau mereka tidak mengizinkan muslim. Warga mereka sendiri juga enggan tinggal di negaranya,” sebut dia.
Pada kesempatan yang sama, Duta Besar Indonesia untuk Azerbaijan, Habib Mammadov mengatakan kedatangan Azerbaijan untuk meminta dukungan negara yang menjadi anggota OKI, termasuk Indonesia, dalam melihat permasalahan tersebut.
“Azerbaijan meminta dukungan kepada negara-negara OKI termasuk Indonesia, sesuai dengan UUD 1945, dimana kita jelas menolak segala bentuk penjajahan di atas muka bumi ini, dengan mendukung segala bentuk kemerdekaan yang merupakan hak segala bangsa. Sehingga mendukung Azerbaijan dalam menjaga teritorialnya,”
“Oleh karena kami mendukung untuk dilakukannya dialog politik yang arahnya pada perdamaian, atau mengadopsi model Indonesia dimana muslim dan non muslim tinggal bersama (di Armenia), dan kedatangan duta besar juga untuk mengklarifikasi kunjungan duta besar Armenia ke sini (MPR), tetapi pak Zul kan menjelaskan bahwa Indonesia bisa terima dengan siapa saja dan berkawan, dari golongan manapun,” tandas dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang