Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid bersama anggota Komisi I DPR RI Almuzzammil Yusuf saat foto bersama usai menerima audiensi warga palestina di DPR RI. Foto: Runi/nr

Jakarta, Aktual.com – Komisi I DPR RI mengadakan pertemuan dengan warga Palestina di Nusantara II, Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, pada Kamis (30/11/2023). Pada kesempatan tersebut, Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid dan anggota Komisi I DPR RI Almuzzammil Yusuf menyambut kedatangan delegasi warga Palestina.

Meutya menyampaikan bahwa kehadiran Ahmad Al-Thowunah, wakil sekjen NGO Global Coalition for Quds and Palestina (GCQP), dan Sadeq Alshaikhed, Dosen Hubungan Internasional Universitas Sakariya di Turkiye, bertujuan untuk mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina.

“Sebagai Komisi I, kami menerima mereka dan mengapresiasi upaya NGO yang terus berjuang di berbagai wilayah, termasuk di Indonesia, untuk Palestina Merdeka,” ungkap Meutya di Senayan, Jakarta, Kamis (30/11/2023).

Meutya juga mengungkapkan terima kasih kepada Komisi I DPR RI dan pemerintah atas dukungan konsisten mereka untuk kemerdekaan Palestina. Dia mencatat bahwa dalam rapat sebelumnya, Komisi I telah menugaskan Menteri Luar Negeri untuk menyuarakan sikap Indonesia di Sidang Dewan Keamanan PBB, mendukung Palestina.

“Kami harap Indonesia terus memainkan peran pentingnya sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, yang juga menghormati prinsip kemanusiaan. Situasi di sana bukan hanya masalah agama, tetapi juga kejahatan kemanusiaan,” tandasnya.

Al Muzzammil Yusuf, anggota Komisi I, menegaskan bahwa konstitusi Indonesia menetapkan kemerdekaan sebagai hak semua bangsa, sesuai dengan amanat pendiri Indonesia, Soekarno Hatta. Dia menyatakan komitmen Indonesia untuk terus mendukung Palestina hingga merdeka.

“(Indonesia) tidak akan berhenti mendukung Palestina sampai merdeka, sesuai dengan amanat konstitusi kita. Ini adalah komitmen pemerintah, parlemen, dan seluruh rakyat Indonesia. Bersama-sama, kita menuju kemerdekaan Palestina,” tegas Almuzzammil.

Ahmad Al-Thowunah mengekspresikan rasa terima kasihnya kepada pemerintah, masyarakat, dan seluruh warga Indonesia atas dukungan mereka selama konflik di Gaza dan masalah Palestina secara umum.

Dia menjelaskan beberapa alasan di balik peristiwa pada 7 Oktober lalu, termasuk gangguan berlebihan terhadap warga Palestina yang ingin beribadah di Masjidil Aqsa dan perlakuan tidak manusiawi terhadap ribuan warga Palestina yang dipenjara oleh Israel tanpa alasan yang jelas.

Al-Thowunah juga menyoroti blokade Gaza selama lebih dari 20 tahun oleh Israel, yang dianggapnya sebagai tindakan penjajahan. Ia mengungkapkan niat Israel untuk mengosongkan Gaza dengan memindahkan penduduknya ke Sinai. Oleh karena itu, warga Palestina diharapkan mengambil tindakan sebelum terwujud apa yang diinginkan Israel terhadap Gaza.

Artikel ini ditulis oleh:

Sandi Setyawan