Kelas urban muslim yang juga merupakan fenomena kelas menengah baru lebih menginginkan gaya hidup yang lebih islami.
Mereka menginginkan mode, bisnis, maupun gaya hidup yang islami walaupun kadang tampak sederhana dan artifisial.
Baik intelegensia muslim maupun urban muslim ini sama-sama merespons tantangan-tantangan global dalam tataran sosial politik dan budaya.
Jika kelas menengah muslim dari kalangan intelegensia berhasil melahirkan konsep Islam sipil dan muslim demokrat, kelompok urban muslim lebih tertarik dengan Islam populer.
Dua-duanya penting dalam menempatkan fungsi agama maupun sekadar memenuhi kebutuhan kelas menengah terhadap agama, baik itu Islam difungsikan sebagai nilai spiritual maupun Islam sebagai simbol kesalehan sosial semata.
Tentunya kecendurungan semacam ini tidak perlu dikontraskan, tetapi harus dapat dikombinasikan sebagai kekuatan dalam menghadapi tantangan-tantangan global.
Di sinilah kemudian modal sosial santri diharapkan mampu menyelesaikan persoalan-persoalan kekinian, termasuk beberapa tantangan global yang cukup krusial.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby