Jakarta, Aktual.com — Di dalam agama Islam, pernikahan itu adalah ibadah, yang terjadi terhadap sepasang kekasih lawan jenis. Ketika dua insan ini memutuskan untuk membina rumah tangga, alangkah baiknya komunikasi antara satu dengan lainnya terjalin secara baik, terlebih ketika telah hadir seorang anak ‘menghiasi’ keluarga kecil bahagia Anda.
Komunikasi yang baik di dalam keluarga itu sangat penting. Hal tersebut dikatakan oleh Psikolog Henni Norita yang mengungkapkan, bahwa banyak perselingkuhan terjadi di dalam biduk rumah tangga akibat buruknya komunikasi antara suami dan istri.
“Kita bisa melihat banyak kasus perselingkuhan. Perselingkuhan terjadi karena kurangnya komunikasi antar sesama pasangan,” ujar Henni, kepada Aktual.com, di Plaza Indonesia, baru-baru ini.
Henni melanjutkan, bahwa pada kasus perselingkuhan di antara pasangan suami istri, yang dirugikan adalah anak.
“Bila terjadi perselingkuhan sampai terjadi perceraian maka yang terkena dampak adalah anak Anda sendiri,” ungkap Henni kembali.
Terkait kasus perceraian, Henni menjelaskan, apabila perceraian itu terjadi, sebaiknya orang tua tetap memberikan kasih sayang yang seimbang terhadap anak mereka.
“Bila sampai cerai harus memberikan porsi yang sama kepada anak. Karena anak perlu ‘balancing’, figur ayah dan ibu sangat dibutuhkan dalam masa pertumbuhannya. Jangan sampai anak jadi yang terbebani oleh perilaku orang tuanya,” papar Henni.
Terlebih bila kedua orang tua tersebut selalu melakukan pertengkaran di depan anak mereka. Bila hal itu kerap terjadi, Henni mengungkapkan dapat membuat trauma tersendiri ketika anak mereka dewasa nantinya.
“Usia 0 hingga 6 tahun pada anak merupakan masa-masa tumbuh kembang mereka yang sangat berharga. Bila ayah dan ibunya berantem di depannya, maka saat dewasa menjadi trauma tersendiri. Bahayanya bisa sampai bunuh diri atau bahaya-bahaya lain yang dilakukan si anak,” tegas ia menambahkan.
Henni melanjutkan, bahwa ketika orang tua memutuskan untuk bercerai, anak memiliki rasa ketidaknyamanan tersendiri di dalam diri anak tersebut. Hal itu dikarenakan ia mengalami kekurangan seorang figur ayah dan juga ibu dalam masa tumbuh kembangnya.
Oleh sebab itu, Henni menyarankan, agar sedini mungkin terapkan komunikasi yang baik antara suami kepada istri dan juga anaknya.
“Harapan saya untuk para orang tua, agar dapat menjalani rumah tangga dengan memegang sebuah kunci yaitu komunikasi yang baik antara suami dan istri. Sehingga tidak adanya perselingkuhan dan perceraian untuk membuat masa depan anak Anda lebih cerah,” imbau Henni menutup pembicaraan.
Artikel ini ditulis oleh: