Pekanbaru, Aktual.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mengungkapkan, satu titik panas terpantau berada di Provinsi Riau dari total sebanyak tiga titik panas, terdapat di Pulau Sumatera.

“Dari sensor modis yang terpasang pada satelit Terra dan Aqua, hari ini terpantau tiga titik panas berada di Sumatera. Dan satu titik berada di Riau,” papar Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru, Slamet Riyadi di Pekanbaru, Jumat (29/1).

Kedua titik panas di Sumatera lainnya, katanya melanjutkan, masing-masing terpantau berada di wilayah Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Bangka Belitung.

Meski demikian, pihaknya belum menganggap serius kemunculan titik panas tersebut. Tetapi BMKG Stasiun Pekanbaru tetap mengimbau, agar masyarakat dan pemerintah di Riau selalu mewaspadai kemungkinan kebakaran hutan dan lahan.

Sebab, pihaknya memberikan catatan khusus bagi provinsi tersebut mengingat potensi terbakarnya hutan dan lahan bisa menjadi lebih tinggi karena mayoritas berlahan gambut.

Selain itu, terangnya, fenomena kekeringan atau el nino masih terjadi kemungkinan dimulai bulan Februari 2016. Dengan peringatan dini, BMKG berharap langkah awal kewaspadaan bisa ditingkatkan.

“Kami imbau agar tetap siaga kebakaran hutan dan lahan karena Riau akan memasuki musim kemarau pertama pada bulan Februari sampai Maret mendatang,” ucap Slamet.

Pemprov Riau bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan segera membentuk tim khusus untuk melakukan patroli ke daerah rawan kebakaran lahan demi mengantisipasi musim kemarau yang diprediksi terjadi pada bulan Februari.

“Tim patroli ini akan berisi beragam pemangku kebijakan, di mana Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang menjadi motornya hingga untuk penyediaan peralatan serta kendaraan operasionalnya,” kata Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Riau, Fadrizal Labay.

Patroli tersebut nantinya turut melibatkan personel Manggala Agni, Polisi Kehutanan, TNI, Polri, masyarakat, LSM hingga insan pers di Riau.

“Selama patroli tersebut juga akan dibarengi dengan sosialisasi agar masyarakat tidak membuka lahan dengan membakar,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara