Ketua Satgas Percepatan Dwelling Time Agung Kuswandono didampingi Wakil Ketua Laksamana TNI (Purn) Marsetio (kanan) dan anggota Ronnie Higuchi Rusli memberikan keterangan terkait pencapaian percepatan Dwelling Time Pelabuhan Tanjung Priok di Kemenko Maritim dan Sumberdaya, Jakarta, Senin (26/10). Satgas Dwelling Time telah melakukan langkah strategis seperti penghapusan 16 aturan dari 32 peraturan Kemendag yang diregulasi terkait barang impor, kepabeanan dan transportasi kereta api pelabuhan dengan membangun rel menuju terminal JICT sepanjang 1,2 km. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/foc/15.

Jakarta, Aktual.com — Kepala Satuan Tugas (Satgas) Dwelling Time Kementerian Kordinator Bidang Kemaritiman, Agung Kuswandono memastikan jika regulasi terkait Pusat Logistik Berikat (PLB) akan segera rampung dan diterbitkan. Pasalnya, rancangan regulasinya sendiri saat ini telah sampai ke meja Presiden Joko Widodo.

“Rancangannya sudah sampai di meja Presiden hanya tinggal menunggu respon dari beliau,” kata Agung di area CDP, Cikarang, Jawa Barat, Rabu (4/11).

Maka dari itu, Deputi II Bidang Jasa dan SDA Kemenko Bidang Kemaritiman ini mengaku belum bisa memastikan secara pasti kapan regulasi PLB dapat diterbitkan namun pihaknya akan terus mendorong agar bisa secepatnya disahkan oleh Jokowi.

“Kalau saya jadi Presiden yah bisa saya jawab. Isinya (regulasi) juga belum bisa saya sampaikan seperti apa, karena baru R (rancangan),” pungkasnya.

Pada akhir September 2015 lalu, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyampaikan bahwa regulasi PLB yang akan berwujud Peraturan pemerintah (PP) ini dipastikan sudah siap dan tinggal disahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam waktu dekat agar menciptakan fasilitas sektor industri yang lebih efisien.

“Peraturan pemerintah untuk pusat logistik berikat sudah siap. Tinggal disahkan presiden setelah disahkan oleh Menko Perekonomian. Kami ingin fasilitas sektor industri kita lebih efisien,” sebut Bambang saat itu.

Nantinya, lanjut dia, pusat logistik untuk barang input manufaktur akan ada di gudang berikat tersebut. Sehingga tidak perlu impor dan hanya tinggal mengambil saja di gudang berikat ketika membutuhkan.

“Rencananya sampai jelang akhir tahun ada dua pusat logistik berikat yang siap. Satu di cikarang untuk manufaktur dan Merak untuk BBM,” ungkap dia.

Pemerintah berharap, dengan pusat dan gudang BBM yang mudah diakses ini, Indonesia ke depan bisa mengurangi ketergantungan terhadap barang impor.

“Ke depan kami harap Indonesia jadi pusat logsitik berikat Asia Tenggara karena pasar terbesarnya adalah Indonesia. Kami harap daya saing kita di berikat lebih kuat dan akan lebih banyak lagi nanti pusat berikat dibangun,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan