Lebih jauh, Edwar menjelaskan jika Satgas Udara Karhutla Riau juga diperkuat dengan keberadaan pesawat Cassa 212 dan Cessna 152 untuk kegiatan modifikasi cuaca. Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dilakukan dengan menyebar garam ke awan potensial dengan tujuan menghasilkan hujan buatan.

“Untuk TMC total sudah dilakukan 54 kali penerbangan dengan 42 ton garam disebar ke langit,” ujar Edwar.

Provinsi Riau mulai mengaktifkan Satgas Karhutla setelah menetapkan status siaga darurat sejak 19 Februari hingga 31 Oktober 2019 mendatang. TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Manggala Agni, BMKG, dan berbagai instansi lainnya bersatu padu melawan karhutla yang melanda sejak awal Januari lalu hingga hari ini.

Edwar mengatakan total 2.912 hektare lahan di provinsi Riau terbakar selama 2019 ini. Kebakaran terluas terjadi di wilayah pesisir, seperti Bengkalis, Dumai, Rokan Hilir, Meranti, dan Siak. Selain itu, kebakaran juga melanda Kota Pekanbaru, Pelalawan, Rokan Hulu, Kampar, Inhil, Inhu dan Kuansing.

Artikel ini ditulis oleh: