Jakarta, Aktual.com – Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dianggap sudah kelewat batas dengan terus menerus ‘menyiksa’ pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Monas, seperti yang terhajadi Selasa (16/6) kemarin.
Kecaman pun dilontarkan Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI). Dalam rilisnya, Ketua Umum DPP APKLI Ali Mahsun mengingatkan Ahok agar tidak perlu kalap dengan PKL Monas.
“Jangan siksa (PKL) mereka terus menerus, sabar itu ada batasnya. Doa mereka didengar Allah SWT. Jangan sampai diazab Tuhan di muka bumi. Ahok harus hentikan mendhalimi PKL Monas,” ujar dia, dalam rilis yang diterima, Rabu (16/6).
Ali mengingatkan Ahok kalau Monas dibangun pendiri bangsa, Bung Karno, sebagai simbol kebanggaan sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Jadi bukan tempat menyiksa PKL yang cari makan dan rezeki halal untuk menafkahi keluarga.
“Monas bukan milik Ahok melainkan milik seluruh rakyat Indonesia peninggalan para leluhur pribumi nusantara,” ujar Ali.
Lanjut dia, Monas dibuka untuk umum oleh Presiden Soeharto di tahun 1975 sebagai tempat wisata untuk rakyat. “Bukan untuk dicaplok Group Rekso atau PT Sinar Sosro sehingga harus menyiksa PKL Monas,” ujar dia.
Kata Ali, menjelang Bulan Ramadhan, Ahok harusnya jangan malah membuat kegaduhan di Jakarta. Walau bukan muslim, kata dia, Ahok wajib hormati bulan suci Ramadhan.
Oleh karena itu, kata dia, APKLI mendesak Ahok hentikan segala penyiksaan terhadap PKL Monas. “Kepada Kepala Satpol PP DKI Jakarta Kukuh diharap pakai hati dalam jalankan perintah Ahok. Karena PKL itu bukan hewan, melainkan manusia warga negara RI,” ujar Ali.
Diketahui, dalam penertiban Selasa kemarin, Satpol PP menyita barang-barang milik PKL Monas. Selain itu mereka juga mengejar-ngejar para pedagang dengan menggunakan truk hingga ke pintu pagar Monas.
Artikel ini ditulis oleh: