Jakarta, Aktual.com — Satu keluarga di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan menghilang secara misterius. Kuat dugaan menjadi pengikut Gafatar.

“Informasi didapat, satu keluarga ini pergi meninggalkan rumah sejak 17 Januari dan mengemasi seluruh barang-barangnya, tapi tidak menyampaikan akan kemana. Pihak keluarga sudah menghubungi tapi sudah tidak aktif,” ujar Kapolres Maros AKBP Lafri Prasetyono saat dikonfirmasi, Kamis (21/1).

Menurut dia, semenjak menerima laporan dari pihak orang tuanya, satu keluarga ini tidak pernah diketahui keberadaannya. Dia menduga satu keluarga ini ikut dalam kelompok Gafatar berada di Kalimantan Barat.

“Saat ini kami telah melakukan pencarian serta mengumpulkan informasi dan keterangan dari berbagai pihak yang melihat satu keluarga ini meninggalkan rumah tanpa pesan apapun,” katanya.

Satu keluarga yang hilang secara misterius yakni Taufik bin Asiz 35 tahun, selaku kepala keluarga diketahui mantan bendahara Gafatar Cabang Kabupaten Maros, Sulsel, serta memiliki usaha foto copy di Kota Makassar dan Parepare.

Kemudian istrinya, Janawanti binti H Nurdin 32 tahun, bekerja sebagai perawat gigi pegawai negeri sipil di Puskesmas Simbang, Maros. Pasangan suami istri ini juga membawa kedua anaknya, Radit 8 tshun dan Gazi 5 tahun.

Lafri mengaku telah koordinasi dengan Polda Kalimantan Barat, dengan meminta data satu keluarga tersebut apakah ada data pasca pembakaran pemukiman Gafatar.

“Data-data masih ditunggu apakah ada nama-nama mereka teridentifiikasi warga dari Maros, Selain itu komunikasi secara intens juga dilakukan dengan pihak keluarga terdekat.”

Dia pun membenarkan pergerakan organisasi tersebut mulai eksis pada 2011. Kelompok dengan paham menyimpang ini membungkus gerakan dengan aksi sosial, pertanian hingga naik ke gunung membagikan sembako.

Sejak dinyatakan sebagai organisasi terlarang, kelompok ini kemudian langsung menghilang dari publik. Lafri menyatakan telah mengantongi indentitas dan pengikut Gafatar Maros dan sudah mengidentifikasi nama-nama pengurus inti Gafatar Kabupaten Maros.

Ibu kandung Taufik Asiz, Hj Rohani saat dikonfirmasi wartawan berharap agar anak, menantu dan cucunya bisa kembali kumpul bersama keluarga. Kendati ada informasi keluarga dari Kalimantan, satu keluarga ini ditemukan di pelosok Kalimantan Barat.

“Alhamdulillah, kami sedikit lega sudah ada informasi anak kami memang disana (Mempawah). Kami sangat berharap mereka kembali ke sini dan melanjutkan kehidupan secara normal, apalagi mereka punya anak yang harusnya sekolah, kita khawatir terhadap masa depan cucu kami,” harapnya.

Rohana juga menuturkan anak sulungnya (Taufik) merupakan salah satu jebolan Pesantren Mangkoso dan tidak menyangka bisa ikut terpengaruh aliran sesat meski sebelumnya Taufik pernah kuliah di Yogyakarta dan orangnya tertutup serta pendiam.

“Dulu sebelum ikut aliran itu dia rajin shalat, setelah masuk Taufik berubah, jarang shalat, disuruh baru mau shalat, begitupun saat masuk bulan puasa, katanya puasa, tapi saya ragu apa benar itu atau tidak,” ujar dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu