Medan, Aktual.com — Ratusan jiwa di tiga kecamatan masing-masing kecamatan Pahae Jahe, Pahae Julu dan Purba Tua, kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, terserang penyakit muntaber.

Diduga, wabah muntaber tersebut disebabkan oleh kekeringan yang melanda. Atas situasi itu pemerintah setempat telah menetapkan status Kondisi Luar Biasa (KLB).

“Untuk statusnya KLB (Kondisi Luar Biasa) sudah ditetapkan sejak dua hari lalu. Belum kita cabut sampai hari ini, (korban) mulai menurun dan hanya rawat jalan saja. Pencegahan yang dilakukan hanya penyuluhan yang dilakukan dalam waktu dekat,” ujar Plt.Kadis Kesehatan Kabupaten Taput Jandri A Nababan, pada Kamis (30/7).

Jandri mengungkapkan, dampak dari wabah tersebut, dimana seorang warga akhirnya meninggal dunia.

“Ada satu kasus yang meninggal akibat dehidrasi berat, bisa terjadi akibat kelalaian yang bersangkutan juga, kita sudah mengeliminasi daerah yang terkena wabah,” katanya.

Sementara itu, seorang warga Kecamatan Pahae Jahe, Saud Nainggolan mengatakan, bahwa kekeringan di wilayah itu memang kerap terjadi. Bahkan, kekeringan menyebabkan sumber air sulit diperoleh.

“Sering juga, sudah kebiasaan kelurahan, habis mau gimana lagi, sumber airnya kan hanya ini saja. PDAM kadang mati kadang hidup, kalau musim hujan biasanya mati,” katanya lagi.

Keadaan itu semakin diperparah dengan kondisi dimana masyarakat sebagian besar tidak memiliki fasilitas Mandi Cuci Kakus (MCK). Warga hanya bergantung pada aliran sungai. Sedangkan, warga pun membuang kotoran juga ke sungai yang sama.

“Ya ke sungai semua bang,” ceplos Saud.

Artikel ini ditulis oleh: