Jakarta, Aktual.com — Pergerakan Harga Komoditas Minyak Mentah pada Rabu (24/2) pagi menjelang siang WIB ini masih menunjukan pergerakan negatif. Hal ini terjadi karena dampak Arab Saudi menolak rencana pengurangan produksi.
Harga minyak London (Brent) sampai berita ini dimuat berada di posisi $32,97 per barel. Sementara minyak mentah AS (WTI) berada di posisi $31,43 per barel.
Matt Smith dari ClipperData mengatakan pasar reli terlalu banyak, karena laporan dari Badan Energi Internasional (IEA) “kurang bearish daripada yang diperkirakan dan tidak lebih dari itu.”
“Dan hari ini kita menjual jauh lebih kuat daripada yang kita benar-benar seharusnya setelah (Menteri Perminyakan Saudi Ali) Al-Naimi memiliki nada serupa yang pernah kita dengar dari dia selama tahun lalu.”
Naimi, berbicara pada sebuah konferensi energi di Houston, Amerika Serikat, mengatakan pembekuan produksi itu lebih realistis daripada memotong produksi karena “tidak banyak negara yang akan mengikutinya, sekalipun jika mereka mengatakan mereka akan memotong produksi.”
Naimi menyatakan harapan bahwa produsen-produsen lain akan bergabung dengan pembekuan tentatif untuk tingkat produksi Januari yang telah ia setujui dengan Rusia, Qatar dan Venezuela pada pekan lalu.
Naimi mengatakan bahwa “mudah-mudahan suatu saat pada Maret, akan ada pertemuan lain dan mungkin (kami akan) mengumpulkan lebih banyak kesepakatan tentang pembekuan (produksi).”
Tetapi anggota OPEC Iran, yang menggenjot produksi pada Januari segera setelah perjanjian nuklir dengan negara-negara besar mencabut sanksi ekonominya, mengkritik ide pembekuan tersebut.
“Beberapa negara tetangga telah meningkatkan produksi mereka selama bertahun-tahun menjadi 10 juta barel per hari dan jumlah ekspor ini, kemudian mengatakan mari kita semua membekukan produksi minyak kita,” kata Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh, menurut kantor berita ISNA.
“Mereka membekukan produksi 10 juta barel per hari dan kami membeku pada satu juta barel per hari. Ini adalah lelucon yang sangat lucu.” Para pedagang, sementara itu, berspekulasi laporan mingguan persediaan minyak Departemen Energi AS pada Rabu akan menunjukkan peningkatan lain dalam stok minyak mentah AS.
Menurut sebuah jajak pendapat para analis oleh Bloomberg News, persediaan minyak mentah komersial naik tiga juta barel dalam pekan yang berakhir 19 Februari. Dalam pekan sebelumnya, mereka naik 2,1 juta ke rekor 504,1 juta barel.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan