Dalam pidatonya SBY secara tegas dan jelas, Demokrat setuju jika Perppu dilakukan revisi dan Demokrat menolak jika tidak dilakukan revisi terhadap kandungan Perppu Ormas tersebut. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menceritakan kisah yang paling berkesan selama ia memimpin pemerintahan, yang belum pernah sekalipun diungkap kepada publik.

“Kisah belum pernah saya ungkap, belum pernah ditulis untuk dijadikan buku. Cerita ini tentang saat saya baru-baru menjabat sebagai presiden,” katanya, Rabu (11/4).

Menurut SBY, pada masa transisi dari pemerintahan sebelumnya, kondisi ekonomi bangsa sedang labil. Penyebab utama adalah melonjaknya harga minyak dunia hingga mencapai 150 dolar AS perbarel. Lebih dari dua kali lipat dari harga saat ini.

“Sebagaimana kita tahu, menjelang akhir masa jabatannya, Ibu Megawati tak mau menaikkan harga BBM. Saya tidak bisa menyalahkannya. Itu hak beliau, saya menghormati keputusan itu,” ujar Ketua umum Partai Demokrat itu.

Dengan begitu, kata SBY, pemerintahannya memiliki dua pilihan, dan keduanya sama-sama berat. Pilihan pertama, tidak menaikkan harga BBM dengan resiko ekonomi negara bisa ambruk.

“Namun, jika saya menaikkan, sekitar 20 persen, untuk menyesuaikan harga pasar dengan keuangan negara, kemiskinan pasti akan naik. Rakyat akan menjerit, karena otomatis harga-harga kebutuhan pokok juga bakal ikut mahal,” terang SBY.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid