Bogor, Aktual.com – Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyinggung peran Intelijen belakangan ini, khususnya dalam menyikapi gerakan ‘Bela Islam’ 4 November mendatang.
SBY mengingatkan agar Intelejen dapat menyampaikan informasi akurat terkait demonstrasi menuntut keadilan atas kasus dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
“Intelijen harus akurat, jangan berkembang jadi intelijen yang ngawur dan main tuduh,” kata SBY saat jumpa pers di Kediamannya, Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Rabu (2/11).
Menurut dia, semua pihak tentunya tidak menginginkan intelijen yang seperti itu karena amanat reformasi menginginkan agar bangsa ini terbebas dari era otoritarian dan berubah menjadi era demokrasi.
“Saya kira bukan intelijen seperti itu yang harus hadir, karena amanat reformasi, kita ingin reformasi tatanan di era otoritarian jadi tatanan yang tepat dengan iklim dan negara demokrasi,” ujar mantan Menkopolhukam tersebut.
SBY menyampaikan pernyataan ini juga untuk menyikapi berbagai perkembangan dan situasi politik terkini. Bahkan tak sedikit para tokoh kerap menggelar pertemuan menyikapi isu yang bergejolak belakangan ini.
“Minggu ini politik di negeri kita menghangat, bukan hanya di Jakarta, tapi di seluruh Tanah Air. Kita saksikan hari-hari terakhir banyak pertemuan politik,” ujarnya.
Sejumlah pertemuan yang terjadi akhir-akhir ini, di antaranya Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Prabowo Subianto, SBY dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dan Menkopolhukam Wiranto, serta berbagai pertemuan tokoh politik lainnya.
“Saya memandang meyakini semua niatnya baik. Jangan kalau ada pertemuan politik yang di luar kekuasaan, lantas dicurigai,” cetus SBY.
Laporan: Fadlan Syiam Butho
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby