Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kedua kanan) didampingi jajaran pengurus partai, menyampaikan Refleksi Ramadan Partai Demokrat usai buka puasa bersama di kediamannya, Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jum'at (10/6). Dalam refleksi ramadan tersebut SBY menyampaikan pandangan partai mengenai tujuh isu terkini diantaranya terkait situasi dan keamanan nasional. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/ama/16

Jakarta, Aktual.com – Sindiran mantan Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kepada pemerintahan Jokowi yang sering menggaungkan untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim belum terlihat secara nyata hingga saat ini, terus menuai perhatian publik.

Sekertaris Fraksi Demokrat di DPR RI Didik Mukrianto misalnya. Ia menilai jika kritikan yang dilontarkan SBY seharusnya ditanggapi sebagai energi baru bagi pemerintahan saat ini.

“Karena, kalaupun Pak SBY mantan presiden tentu beliau memahami betul bagaimana roadmap pengelolaan negara, juga termasuk didalamnya roadmap negara kepulauan kita dihubungkan dengan kemaritiman,” kata Didik, di Komplek Parlemen, Senayan, Selasa (30/8).

“Saya pikir saya melihat bahwa ini lah energi baru, energi tambahan, energi positif buat pemerintah sekarang untuk lebih mengkoreksi diri bahwa konsepsi membangun sebuah kebijakan itu bukan hanya wacan saja,” tambah dia.

Melainkan, sambung Didik dari wacana itu sudah barang tentu yang terpenting adalah bagaimana implementasinya di masyarakat, agar kemudian bisa dirasakan.

“Itu kan hakikat yang diingatkan Pak SBY adalah itu. Jadi, konsepsinya wacana itu sudah bener, konsepsinya harus dibuat matang kemudian bisa dilaksanakan akseptable di masyarakat sesuai dengan kearifan lokal masing-masing daerah yang akan menjadi bagian dari kebijakan roadmap kemaritiman itu sendiri,” tandas anggota komisi III DPR RI itu.(Novrizal Sikumbang)

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid