Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono - polemik hilangnya dokumen tim pencari fakta (TPF) kasus pembunuhan aktivis HAM Munir Said Thalib. (ilustrasi/aktual.com)
Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono - polemik hilangnya dokumen tim pencari fakta (TPF) kasus pembunuhan aktivis HAM Munir Said Thalib. (ilustrasi/aktual.com)

Bogor, Aktual.com – Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyebut polemik hilangnya dokumen tim pencari fakta (TPF) kasus pembunuhan aktivis HAM Munir Said Thalib, bernuansa politik.

Dirinya mengaku memantau pemberitaan media massa tentang polemik dokumen TPF kasus Munir sejak dua minggu terakhir. Ketua Umum Partai Demokrat ini juga memperhatikan sejumlah komentar‎ atau tanggapan masyarakat atas pemberitaan polemik dokumen kasus Munir tersebut.

“Saya amati ada yang bergeser, dari legal isu menjadi bernuansa politik, tapi saya bukan orang baru di dunia politik, hal itu biasa,” ujar‎ SBY saat jumpa pers di Puri Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat, Selasa (25/10).

SBY pun tidak reaktif dan tidak menjawab asal-asalan menanggapi polemik dokumen TPF kasus Munir tersebut. Dia memilih mengumpulkan sejumlah mantan pejabat terkait untuk mempersiapkan jawaban secara lengkap, utuh, sesuai fakta dan logika.

Dalam kesempatan jumpa pers itu, SBY didampingi mantan pejabat di era pemerintahannya. Yaitu, mantan Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, mantan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto, mantan Kapolri Jenderal (Purn) Bambang Hendarso Danuri, Mantan Kepala Badan Intelijen Negara Syamsir Siregar dan Mantan Ketua TPF kasus Munir Marsudi Hanafi.

 

*Fadlan Syiam Butho

Artikel ini ditulis oleh: