Jakarta, Aktual.com — Mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono menilai kondisi perkembangan perekonomian di Asia kini sudah berlampu ‘kuning’.

Pernyataan tersebut, disampaikan Ketua Umum partai Demokrat itu, melalui akun twitter resminya @SBYudhoyono, Senin (24/8) malam.

“Bukan hanya “emerging economies” yang pertumbuhannya melambat, tapi juga negara-negara Asia. Tiongkok pun (terbesar di Asia) kena,” kata dia,

Ia mengatakan, kejatuhan nilai tukar, saham gabungan dan harga minyak melebihi kewajaran.” Makro, mikro ekonomi, sektor keuangan dan riil telah terpukul,” kata SBY

Pesan Untuk Pemerintahan Presiden Joko Widodo

Menurutnya, dengan kondisi saat ini maka Pemerintah perlu memberlakukan manajemen krisis. Sebab, sambung dia, masyarakat Indonesia mulai merasakan dampaknya.

“Harus diberlakukan. “Jangan “underestimate” dan jangan terlambat. Apalagi pasar dan pelaku ekonomi mulai cemas,” kata dia

Selain itu, menurut dia, dengan kondisi saat ini, diperlukan kepemimpinan yang direktif, jelas mengeluarkan solusi,kebijakan dan tindakan yang cepat serta tepat.

“Saya masih percaya pemerintah bisa atasi gejolak ekonomi saat ini. Maaf,sebaiknya lebih fokus dan serius, serta cegah hal-hal yang tak perlu,” kata dia.

“Di jajaran kabinet dan pemerintah tidak sedikit yang memahami ekonomi dan bisa ikut atasi gejolak saat ini. Perlu tim kerja yang solid dan efektif,” kata dia.

Lantas SBY menceritakan bagaiman dahulu Pemerintahan dibawah pimpinannya menghadapi krisi ekonomi 2008.

“Indonesia memang sering alami gejolak. Dalam krisis 98 ekonomi kita jatuh,tetapi dalam krisis gobal 2008 kita selamat,” kata dia.

Oleh karennya, ia meminta, pemerintah saat ini mengambil pengalaman menghadapi krisis tersebut. Menurut dia, pada tahun 2008-2009, ada persatuan dan hubungan yang baik antaran pemerintah pusat dan daerah. Selain itu, dunia usaha, BUMN, ekonom dan pimpinan media juga bersatu.

“Ingat selalu ada “contagion effect” & faktor eksternal & internal,” kata dia.

Ia menambahkan, perlu juga adanya aksi nasional, temasuk solusi dan kebijakan harus efektif.”Perlu pula “regional policy coordination”. Gunakan kerangka ASEAN & ASEAN,” kata SBY

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby