Jakarta, Aktual.com — Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan pandangannya terkait kondisi ekonomi saat ini di hadapan Ketua Umum Kamar Dagang Industri (KADIN) Indonesia dan para wakil ketua Kadin di Menara Kadin, Jakarta Selatan, Kamis (3/3).
SBY mengungkapkan, dalam dunia real bisnis, investasi dan bisnis yang dilakoni oleh Kadin harus mampu memanfaatkan peluang dengan kondisi ekonomi global saat ini. Para pengusaha di Kadin harus mengikuti perkembangan dunia secara global khususnya di sektor ekonomi.
“Bagaimana perkembangan dunia, saudara sekalian harus tahu, banyak permintaan, tidak hanya di Indonesia, tapi di global, regional dan nasional. Global itu bisa muncul di Asia, atau bisa di Indonesia. Saya menganjurkan pada saudara agar mengikuti terus perkembangan terhadap mega tren dunia saat ini, 10 atau 20 tahun lagi seperti apa. Alangkah bagusnya pemimpin bisnis mengikuti isu strategis, baik politik, ekonomi dan keamanan,” tutur SBY.
Menurutnya,perkembangan global saat ini, khususnya untuk kawasan Asia Pasifik sangat cepat. Meski dari sisi ekonomi, terjadi kelesuan ekonomi, di beberapa negara bukan hanya Indonesia
Dengan kondisi ekonomi yang lesu, lanjut SBY, tentunya kita punya kepentingan agar ekonomi secara nasional tetap bisa tumbuh berkembang melalui kebijakan pemerintah yang tepat seperti menjamin dunia bisnis tetap aman, sektor rill tetap harus terjaga.
“Pertumbuhan ekonomi kita memang, belum seperti yang kita harapkan, maunya kita kan kembali ke 5 dan 6 persen lebih,” ujarnya.
Ia juga melihat selama ini sektor rill belum kembali normal di sejumlah sektor. Di beberapa daerah dan sektor industri juga masih terjadi ancaman PHK.
“Meskipun tidak selalu diberitakan, tidak selalu dicatat, PHK terjadi di banyak tempat, Lay off,” katanya.
Selain itu, dari harga bahan pokok, meskipun BBM sempat naik dan turun tapi nyatanya tidak serta merta menurunkan harga yang sudah terlanjur naik.
“Jadi sudah terjadi memang inflasi, kemudian rupiah, terakhir bagus.tetapi sempat memburuk dan memang jauh lebih lemah rupiah kita dibandingkan dulu,” ujarnya.
Berbagai permasalahan ini mesti diperhatikan oleh pemerintah dengan memberikan perhatian khusus. Pasalnya, kondisi tersebut bisa berimplikasi ke ekonomi secara luas.
“Ini persoalan yang tidak boleh kita anggap ringan karena berpengaruh kepada banyak hal, baik eskpor maupun impor, pelaku bisnis yang saya dengar sebagian masih wait and see, sebagian masih ok, sebagian kurang oke, lantas investasi juga sama, sebagain ditahan begitu,” imbuhnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka