Lhokseumawe, Aktual.com – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Mata Ie Banda Aceh merilis laporan, sebagian kota di Provinsi Aceh mengalami curah hujan yang rendah.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Mata Ie Banda Aceh, Khairul Akbar mengatakan, minimnya curah hujan tersebut disebabkan karena wilayah Aceh sudah memasuki puncak musim kemarau.
Masing-masing daerah yang mengalami curah hujan rendah tersebut, yaitu di Kota Banda Aceh, Sabang, Aceh Besar dan Kabupaten Aceh Utara, curah hujannya dibawah seratus Milimeter.
“Normalnya curah hujan mencapai 300 Milimeter, kalau sudah dibawah 100 Milimeter, maka curah hujannya sangat rendah dan berpotensi terjadi kekeringan,” ujar Khairul Akbar.
Puncak musim kemarau di Aceh, pada bulan Juli. Meskipun memasuki puncak musim kemarau, suhu udara tidak terlalu panas saat masa peralihan ke musim kemarau. Dimasa peralihan, suhu udara diwilayah Banda Aceh pernah mencapai 36,6 derajat celsius.
Menurutnya, suhu udara yang panas disaat masa peralihan ke musim kemarau disebabkan karena matahari tepat berada di utara khatulistiwa dan secara geografis letak Kota Banda Aceh berada di belahan bumi utara, sehingga panas matahari lebih berfokus di sebelah utara.
BMKG Mata Ie Banda Aceh menghimbau, selama musim kemarau masyarakat untuk lebih hati-hati karena suhu udara panas bisa menyebabkan kehilangan cairan tubuh dan lebih baik beraktifitas didalam ruangan.
Selain itu juga sangat berpotensi terjadinya kebakaran hutan, apabila ada warga yang perokok aktif maka jangan membuang puntung rokok sembarangan, apabila terkena pada dahan yang sudah kering maka bisa menyebabkan terjadinya kebakaran hutan.
Artikel ini ditulis oleh: