Jakarta, Aktual.com – Direktur Keselamatan Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Edi Nursalam menyatakan sekitar 80 persen perlintasan sebidang kereta api tidak dijaga sehingga sering memakan korban.

“Perlintasan sebidang itu kadang-kadang uncontrolable, dia tidak bisa terkontrol dengan baik, baik yang sudah dijaga maupun tidak dijaga. Walaupun sudah dijaga, orang masih bisa menerobos, apalagi yang tidak dijaga,” katanya, Kamis (2/9).

Edi mengatakan jumlah perlintasan sebidang kereta api yang dijaga saat ini lebih kurang 2.000 titik atau sekitar 20 persen.

“Jadi lebih kurang 80 persen perlintasan tidak dijaga. Bayangkan rawannya perlintasan sebidang yang tidak dijaga ini, 80 persen ini yang nanti akan menelan korban jiwa,” katanya.

Selain itu, kata dia, perlintasan sebidang yang tidak dijaga juga dapat mengganggu keselamatan operasional perkeretaapian.

Menurut dia, masyarakat pun dituntut untuk tetap waspada, berhati-hati, dan displin di perlintasan sebidang.

Kendati demikian, dia mengakui pihaknya tidak bisa menyalahkan masyarakat 100 persen ketika terjadi kecelakaan.

“Bagaimana masyarakatnya bisa disiplin kalau perlintasannya saja tidak dijaga, tidak ada rambu, tidak ada early warning system bagi mereka. Itu kadang-kadang mereka enggak tahu apakah kereta api sedang mau lewat atau tidak, mereka enggak tahu,” katanya.

Terkait dengan hal itu, Edi memaparkan berbagai regulasi yang mengatur tentang perlintasan sebidang kereta api termasuk rencana penutupan perlintasan sebidang terutama yang tanpa izin dan perlintasan sebidang yang sudah memiliki jalan alternatif berupa flyover, underpass, jalan kolektor, dan sebagainya.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Dewan Redaksi