Semarang, Aktual.com — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat delapan daerah di Jawa Tengah berpotensi mengalami bencana kekeringan akibat imbas musim kemarau panjang tahun ini.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah, Sarwa Pramana mengatakan kedelapan daerah itu meliputi Kabupaten Blora, Grobogan, Rembang, Wonogiri, Brebes, Kebumen, Klaten dan Banyumas.

“Khusus untuk Banyumas, hanya sedikit terkena dampak kekeringan karena suplai air bersihnya masih kurang,” ungkap Sarwa, di kantor BPBD provinsi Jateng, Jumat (24/7).

Karena itulah, ia mengingatkan kepada warga agar mewaspadai bencana kekeringan yang terjadi saat kemarau. Terlebih lagi, berdasarkan hasil rekomendasi prakiraan cuaca dari BMKG disebutkan bahwa musim kemarau relatif panjang akan membuat wilayahnya mengalami kekeringan sampai Oktober-November 2015 mendatang.

“Puncak kekeringan akan terjadi pada kisaran Agustus atau September nanti,” kata Sarwa.

Lebih jauh Sarwa mengatakan dalam waktu dekat akan berkoordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang berada di kabupaten/kota, untuk menangkal bahaya kekeringan. Salah satunya, untuk menganalisa pembuatan rekayasa hujan agar bisa berjalan dengan baik.

Pihaknya juga telah meminta kepada setiap kepala daerah untuk mengidentifikasi penyaluran air bersih di daerah endemis kekeringan. “Bila kekeringan terjadi, air bersih harus segera dikirim,” tegasnya.

Diakui, sudah ada 16 kabupaten yang mengajukan permintaan dropping air bersih. Dari jumlah itu, baru dua kabupaten yang memenuhi syarat kesiapsiagaan bencana. Sedangkan sisanya belum melengkapi syarat-syarat yang ditentukan lembaganya.

“Masing-masing Bakorwil kita minta sediakan minimal 2.000 tangki air bersih.”

Artikel ini ditulis oleh: