“Potensi yang paling berbahaya dampak sebaran abu vulkanik tersebut adalah penerbangan udara karena abunya dapat merusak mesin pesawat terbang, bahkan Bandara Adisucipto informasinya tadi sempat ditutup, namun siang ini saya belum mendapat informasi apakah sudah dibuka atau belum,” katanya.
Dia menjelaskan pihak BMKG memiliki tanggung jawab untuk melakukan pemantauan terhadap sebaran abu vulkanik gunung berapi yang meletus seperti erupsi freatik Gunung Merapi yang terjadi beberapa jam lalu.
“Kami terus melakukan pemantauan setiap jam terkait dengan sebaran abu vulkanik Gunung Merapi tersebut. Kalau erupsinya sudah berhenti, maka prediksi sebaran abu vulkanik tersebut menjauh bergerak ke arah selatan,” ujarnya.
Letusan freatik Gunung Merapi terjadi pada Jumat sekitar pukul 07.32 WIB dan letusan tersebut disertai suara gemuruh dengan tekanan sedang hingga kuat dan tinggi kolom 5.500 meter dari puncak kawah. Letusan melontarkan abu vulkanik, pasir dan material piroklatik.
Ant
(Wisnu)
Artikel ini ditulis oleh:
Antara