Oklahoma, Aktual.co —Tiga orang terpidana mati di Amerika Serikat mendapatkan penangguhan eksekusi sehari sebelum menjalani hukuman mati dengan suntikan. Richard Glossip, dan dua terpidana mati lainnya di Oklahoma, mendapatkan penangguhan eksekusi sementara dari Mahkamah Agung AS di tengah perdebatan soal obat-obatan yang digunakan untuk melakukan eksekusi.

Midazolam adalah obat penenang yang digunakan untuk melumpuhkan tubuh untuk mencegah terpidana mati mengalami kejang-kejang sebelum obat ketiga yang menghentikan detak jantung disuntikkan. Namun, muncul kritikan sebagai obat anaestesi, Midazolam tak cukup kuat, sehingga potensi terpidana tersiksa menjelang kematian sangat besar.

Tahun lalu, muncul protes setelah eksekusi hukuman mati terhadap Clayton Lockett dianggap gagal. Sebab, Lockett harus tersiksa dalam kesakitan luar biasa selama 43 menit sebelum meninggal dunia akibat serangan jantung. “Kita tak seharusnya menggunakan mereka sebagai tikus percobaan bagi upaya negara bagian Oklahoma menemukan protokol pelaksanaan hukuman mati yang sesuai konstitusi.

Itulah yang kami gugat,” kata kuasa hukum Glossip, Mark Kenricksen. Kasus yang menimpa Glossip sendiri terbilang tak lazim. Sebab, dia adalah satu-satunya dari 49 terpidana mati di Oklahoma yang tak benar-benar membunuh seseorang. Pria ini didakwa membayar seorang kawan untuk membunuh pemilik motel tempat dia dan kawannya itu bekerja.

Si pembunuh, Justin Sneed, lolos dari hukuman mati setelah dia sepakat untuk bersaksi melawan Glossip. Dia kini menjalani hukuman penjara seumur hidup tanpa peluang bebas bersyarat. Hingga beberapa pekan lalu, peluang penundaan eksekusi Glossip sangat kecil. Hingga seorang salah seorang aktivis anti-hukuman mati ternama AS terlibat.

Dia adalah Helen Prejean, seorang biarawati Katolik yang menulis buku soal pengalamannya berinteraksi dan bekerja dengan para terpidana mati. Bukunya yang berjudul “Dean Man Walking” sudah difilmkan pada 1995. Awal pekan ini, Helen tiba di Oklahoma City dan menggelar konferensi pers. Dia mengunjungi Glossip untuk pertama kalinya beberapa jam sebelum penangguhan eksekusi dipastikan. Mahkamah Agung akan menyidangkan kembali kasus ini pada 29 April.

Meski banyak menimbulkan kontroversi, sebagian besar warga Oklahoma masih mendukung hukuman mati. Beberapa orang wakil rakyat bahkan mengusulkan cara alternatif eksekusi yaitu menggunakan gas nitrogen. “Jika hingga titik tertentu kita tak menemukan teknologi untuk menghasilkan suntikan maut, saya mendukung hukuman gantung atau pancung atau cara lain selama bisa memastikan terpidana itu, pada akhirnya, menerima keadilan,” ujar senator negara bagian Oklahoma, Ralph Storey.