Ilustrasi.

Pongki Nangolngolan. H (Pranata Humas Ahli Muda Kementerian Perdagangan RI)

Salah satu lembaga yang sangat vital dalam sebuah pemerintahan adalah humas (hubungan masyarakat). Kondusif tidaknya sebuah pemerintahan tidak terlepas dari peran humas dalam mengemas dan mengelola informasi untuk menjalin komunikasi dua arah dengan para stakeholder, komunitas, dan berbagai latar belakang lainnya. Humas yang berperan sebagai ‘pembisik’ juga harus memberikan masukan kepada pimpinan terkait dengan kebijakan dan rencana kerja. Juga pimpinan harus merespon usulan dari humas tersebut. Jangan sampai satu sama lain saling bertolak belakang. Ini bisa berbahaya dalam menjaga keharmonisan jalannya roda pemerintahan.

Membangun citra positif dalam sebuah pemerintahan merupakan tugas utama humas. Ibnu Hamad dalam bukunya Komunikasi sebagai Wacana menjelaskan, komunikasi dua arah akan lebih baik dibandingkan komunikasi satu arah. Di sinilah tugas humas dalam membangun komunikasi dan mengemas informasi, sehingga pesannya akan tersampaikan dengan baik.

John Tondowijoyo dalam bukunya Dasar dan Arah Pubic Relation  menyebutkan, ada beberapa bidang humas antara lain, publikasi, informasi, propaganda, bagian umum, pemasaran, periklanan dan lobi. Sedangkan beberapa tugas humas antara lain, sebagai penasihat bagi semua pihak yang membutuhkan data berdasarkan penelitian dan analisis, membimbing bagian bawahannya, berhubungan dengan media massa, menyusun laporan tahunan untuk dipublikasikan, penelitian untuk meningkatkan komunikasi yang efektif, menyediakan sarana audio visual,  membuat dokumentasi dan lain-lain.

Sedangkan praktisi kehumasan, Sabrin, dalam makalahnya yang berjudul ‘Seberapa Pentingkah Humas di Pemerintahan?’ menjelaskan, selain mengintegrasikan antara tuntutan dari pihak eksternal dengan kebutuhan dari dalam pemerintahan, humas pemerintahan juga harus mampu mengkoordinasikan staf-staf (publik internal) di pemerintahan itu sendiri. Sebagai seorang humas di pemerintahan, ia harus mampu mengontrol antar suatu subsistem dengan subsistem lain di dalam ruang lingkup kerja, menciptakan atmosfer kerja yang baik, hingga menjaga hubungan antar karyawan. Perlu diingat bahwa publik tak hanya masyarakat, namun seluruh komponen yang bekerja di dalam pemerintahan pun masuk ke dalam publik internal yang patut diperhatikan. Bagaimana mereka dapat bekerja melayani masyarakat kalau ternyata manajemen pemerintahan itu sendiri belum tertata dengan baik.

Nah dalam persoalan ini, tak kalah pentingnya adalah humas harus berhubungan baik dengan media sebagai sarana komunikasi dan menyampaikan pesan kepada masyarakat. Karena dalam kehumasan kita mengenal adanya komunikasi internal dan eksternal. Humas harus mampu melayani semua lapisan masyarakat. Humas juga bertanggungjawab bukan hanya kepada masyarakat dan pemerintah daerah tetapi juga kepada negara ini. Jangan hanya identik bahwa humas itu tukang kliping koran, membuat baliho pencitraan ukuran besar yang disebar di mana-mana, tetapi jadikan humas sebagai sarana untuk tercapainya tujuan yang sudah ditetapkan. Untuk membangun sebuah pemerintahan yang kondusif maka humas harus bisa menjembatani semua stakeholder tadi, menerima aspirasi, menganalisis semua persoalan dalam rangka win win solution. Sebagai penyampai lidah pemerintah, humas harus memahami semua persoalan yang dihadapi pemerintah dan warganya. Segera koordinasikan dengan instansi terkait bila ada suatu persoalan.

Di era digital dan modern ini, humas harus mengikuti perkembangan zaman khususnya informasi teknologi. Salah satunya media sosial (medsos) yang berbasis internet yang bisa diakses kapan dan dimana saja. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menyatakan, pengguna internet di Indonesia hingga saat ini telah mencapai 82 juta orang. Dengan capaian tersebut, Indonesia berada pada peringkat ke-8 di dunia. Artinya, orang-orang saat ini mulai ‘melek’ informasi dan menggunakan internet sebagai suatu kebutuhan untuk memperoleh informasi dan membantu pekerjaannya. Humas jangan menutup mata dengan data tersebut, justru harus direspon cepat agar informasi terkait program dan kinerja pemerintah bisa tersampaikan kepada khalayak melalui internet.

Lalu bagaimana dengan warga Banten yang menggunakan medsos? Dikutip dari laman bantennews.co.id, pengguna facebook aktif di Indonesia sebanyak 72 juta orang lebih. Sedangkan pengguna facebook di Banten mencapai 3,3 juta lebih. Dari jumlah tersebut kabupaten/kota yang paling banyak yakni Kabupaten Lebak sebanyak 1 juta, Pandeglang 650 ribu, Serang (gabungan kota dan kabupaten) 720 ribu, Tangerang Raya 14 juta, dan Kota Cilegon 470 ribu pengguna. Dari jumlah pengguna facebook, itu diketahui mereka berusia dari 13 tahun hingga 65 tahun. Hampir sebagian besar user tersebut aktif digunakan.

Melihat data tersebut, ini peluang bagi humas bagaimana menyebarkan informasi publik kepada masyarakat melalui medsos. Bukan hanya facebook saja, tetapi medsos lainnya, seperti twitter, path, youtube dan lainnya. Bagaimana humas mengemas informasi yang bisa dijadikan sebagai power sebagai pencitraan yang baik kepada publik. Humas harus tampil beda dan berkomitmen untuk menyebarkan informasi publik secara profesional. Jadikan bidang humas sebagai ilmu yang harus digeluti secara profesional. Jangan anggap humas hanya sekedar pekerjaan sampingan. Humas harus memainkan banyak peran dalam segala aspek, sehingga dibutuhkan orang-orang atau staf yang kredibel dan bertanggungjawab. Tentunya untuk menunjang kinerja kehumasan harus disertai dengan sarana dan tunjangan. Namun berapapun banyak sarana dan honor yang diberikan akan terbayarkan dan membuahkan hasil yang lebih baik lagi, yakni meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan publik di pemerintahan.

Artikel ini ditulis oleh:

Tino Oktaviano