Jakarta, Aktual.com – Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Viva Yoga Muladi menilai pernyataan Kementerian Pertanian (Kementan) bahwa maraknya buah impor lantaran kualitas buah lokal yang rendah sangat tidak bijaksana.
“Kurang bijaksana Kementannya, seharuanya Kementan itu menggalakan pengurangan impor buah, kalau ada kualitas rendah dalam hal buah lokal dari sisi apanya,” kata Viva Yoga, di Komplek Parlemen, Senayan, Selasa (29/11).
“Apakah karena adanya serangan lalat buah, atau soal mutu rasanya, atau soal kualulitas benihnya atau apa? karena kan semua bisa direkayasa,” tambah dia.
Menurur Viva Yoga, dengan kondisi Indonesia sebagai wilayah tropis sangat menjamin mutu dari buah yang dihasilkan. Namun, tentunya diakui dia, dalam proses pengawetan terhadap buah masih sangat kurang.
“Prinsipnya bahwa yang namanya buah lokal itu apalagi buah tropis seperti di Indonesia itu jaminan mutu pasti bagus, cuma dalam hal pengawetan itu memerlukan teknologi modern dan juga pendekatan dari pemerintah untuk terus menerus melakukan komunikasi dengan negara yang akan di ekspor oleh Indonesia,” ujar politikus PAN.
“Karena tidak semua produk buah-buah lokal itu bisa di terima dengan alasan macam-macam. Misalnya, karena terkena serangan lalat buah, atau karna dijamin kualitasnya buruk dan lainnya,” tandas dia.
Sebelumnya diberitakan, di saat pasar buah dalam negeri diserbu oleh buah impor, Kementerian Pertanian justru menuding kualitas buah yang diproduksi petani dianggap masih rendah dan tak sesuai standar internasional.
Padahal, pihak pemerintah dalam hal ini Kementan, dengan kondisi alam Indonesia yang masuk subtropis mempunyai keunikan buah yang tak ada di luar negeri.
“Saat ini, kualitasnya (buah lokal) rendah. Makanya perlu perbaikan kualitas, sehingga bisa bersaing di pasar internasional. Semakin baik kualitasnya dan jumlahnya tercukupi, maka akan bisa bersaing dengan buah impor,” jelas Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Spudnik Sudjono, di Jakarta, Minggu (27/11).[Novrizal Sikumbang]
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang
Andy Abdul Hamid