Jakarta, Aktual.com-Bos Raja Garuda Emas Group Sukanto Tanoto dinilai telah melakukan penghianatan terhadap Indonesia. Pernyataan pengusaha Indonesia keturunan Tionghoa yang menyebut Indonesia sebagai bapak angkat sedangkan Tiongkok sebagai bapak kandung adalah pangkal masalahnya. Video pernyataan pemilik PT Asian Agri itu tersebar dimedia sosial.

“Peryataan dia secara politik bahwa Indonesia adalah bapak angkatnya dan Tiongkok adalah bapak kandungnya, dilihat dari perspektif tentang nasionalisme, itu bentuk penghianantan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia. Loyalitasnya kepada negara Idonesia dari pernyataan itu menjadi gugur,” ujar dosen dari Universitas Pertahanan, M. Dahrin La Ode, di Jakarta, Kamis (25/8).

Ia meminta pemerintah tegas menyikapi pernyataan Tanoto. Perlu ada sanksi sosial dan hukum bagi pengusaha kelahiran Sumatera Utara tersebut.

“Oleh karena itu Tanoto ini perlu disanksi secara sosial dan politik. Sanksi sosialnya dikucilkan, bila perlu dilempari batu itu orang. Saya tidak peduli kekayaannya, orang itu jahat. Bagi orang penghianat baik pribumi maupun non pribumi, apalagi non pribumi, didalam perang yang paling dicari duluan dan dihabisi yaitu penghianat. Bahkan dalam perang halal untuk dihukum mati,” tegasnya.Bos Raja Garuda Group Sukanto Tanoto dinilai telah melakukan penghianatan terhadap Indonesia. Pernyataan pengusaha Indonesia keturunan Tionghoa yang menyebut Indonesia sebagai bapak angkat sedangkan Tiongkok sebagai bapak kandung adalah pangkal masalahnya. Video pernyataan pemilik PT Asian Agri itu tersebar dimedia sosial.

“Peryataan dia secara politik bahwa Indonesia adalah bapak angkatnya dan Tiongkok adalah bapak kandungnya, dilihat dari perspektif tentang nasionalisme, itu bentuk penghianantan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia. Loyalitasnya kepada negara Idonesia dari pernyataan itu menjadi gugur,” ujar dosen dari Universitas Pertahanan, M. Dahrin La Ode, di Jakarta, Kamis (25/8).

Ia meminta pemerintah tegas menyikapi pernyataan Tanoto. Perlu ada sanksi sosial dan hukum bagi pengusaha kelahiran Sumatera Utara tersebut.

“Oleh karena itu tanoto ini perlu disanksi secara sosial dan politik. Sangsi sosialnya dikucilkan, bila perlu dilempari batu itu orang. Saya tidak peduli kekayaannya, orang itu jahat. Bagi orang penghianat baik pribumi maupun non pribumi, apalagi non pribumi, didalam perang yang paling dicari duluan dan dihabisi yaitu penghianat. Bahkan dalam perang halal untuk dihukum mati,” tegasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta