Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi VI DPR, Zulfan Lindan menyebut, sosok Menteri BUMN Rini Soemarno yang kerap berpikir liberal mencerminkan pola pikir seperti sebuah perusahaan sekuritas di pasar modal yang hanya maunya menjual saham perusahaan pelat merah itu.
“Apalagi saat ini tahu-tahu sudah ada PP Nomor 72/2016 mengganti PP 44 soal Penyertaan Modal Negara (PMN). Sehingga potensi privatisasi BUMN akan lebih besar,” ungkap Zulfan saat diskusi Smart FM, di Gado-Gado Boplo, Jakarta, Sabtu (14/1).
Menurutnya, pola pikir Menteri BUMN tak seperti pejabat negara, tapi seperti dunia usaha yang selalu melihat bagaimana menjual BUMN.
“Sehingga, Rini hanya berpikir saham man yang bisa dijual. Ini layaknya perusahaa sekuritas. Karena pola pikirnya seperti BUMN ini bagai warisan. Jika tak ada duit, langsung (BUMN) dijual,” ujarnya.
“Mestinya di-manage secara profesional dimana kelemahannya. Agar supaya efektif dan untung,” imbuh Zulfan.
Saat ini dia mengusung holdingisasi. Katanya agar jangan lagi ada kerugian di BUMN kecil. Tapi faktanya, ada holding atau tidak ada holding, kerugian tetap ada.
“Karena yang terjadi di sana, banyak BUMN tak bisa bayar gaji dan rugi terus, dan akhirnya minta PMN lagi. Rugi lagi utang lagu. Mestinya harus ada konsep yang jelas, tapi saat ini tak ada visi dan misi. Ini bahaya kalau (BUMN) dikelola secara pragmatis,” tandasnya.(Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid