Jakarta, Aktual.com-Perserikatan Bangsa-bangsa ( PBB) mengungkapkan, lebih dari 27.000 Warga Muslim Rohingya melarikan diri dari kekerasan yang terjadi di Myanmar, termasuk ribuan warga yang merasa putus asa dan terdampar, saat mencoba menyeberangi perbatasan menuju Banglades.

Bahkan tak kurang dari 20.000 Warga Rohingya kini tertahan di sepanjang perbatasan Banglades.

Dalam pernyataan PBB yang dikutip AFP, Jumat (1/9) disebutkan, para pengungsi itu tak diijinkan untuk masuk oleh otoritas Banglades.

Desas-desus tentang pembantaian dan pembakaran desa secara sistematis oleh pasukan keamanan Myanmar, semakin memperkuat ketegangan diantara mereka.

Berita itu pun memicu kekhawatiran bahwa kekerasan komunal tidak lagi bisa terkendali.

Ribuan orang itu terus berupaya menuju Banglades, sebagian besar telah dibawa ke kapal darurat, dan menyeberangi Sungai Naf yang memisahkan kedua negara.

Sebanyak 16 mayat ditemukan di tepi sungai di Banglades Jumat lalu. Jumlah tersebut menambah panjang daftar korban menjadi 39 orang.

“Mereka ditemukan mengambang di sungai,” kata Mainuddin Khan, Kepala Polisi di Kota Teknaf yang berada di perbatasan.

Gejolak di Myanmar berawal pada Jumat pekan lalu dimana Kelompok Gerilyawan Rohingya mengepung pos polisi terpencil, dan menewaskan 11 petugas. Mereka juga membakar desa di sekitarnya.

Sebagai pembalasan, Pasukan keamanan Myanmar meluncurkan operasi pembersihan untuk menyapu para gerilyawan. Ketegangan pun pecah dan memuncak hingga hari ini.

Artikel ini ditulis oleh:

Bawaan Situs