Pontianak, Aktual.com – Masyarakat dan pemilik kios BBM di Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong Utara (KKU), Kalimantan Barat, sejak awal Januari 2017, mengaku kesulitan membeli bahan bakar minyak jenis premium di kabupaten tersebut karena ketersediaannya terbatas.

Muhtarudin salah seorang pemilik kios di Desa Sutera, Kecamatan Sukadana, saat dihubungi di Sukadana, Selasa, mengatakan, BBM premium sulit didapat sejak awal Januari dan hingga saat ini belum ada kabar pasokan premium untuk dirinya dan beberapa pemilik kios-kios kecil yang ada di Sukadana.

Ia menjelaskan, jumlah stasiun pengisian bahan bakar umum atau SPBU di KKU memang terbatas sehingga membuat Pemkab Kayong Utara mengeluarkan kebijakan khusus, yakni pedagang kecil dan agen diperbolehkan menjual BBM dengan menggunakan jeriken.

“Setelah menghilang dari pasaran, kami terpaksa menjual pertalite yang harganya lebih tinggi atau setara dengan Rp9.000 per liter,” ungkapnya.

Pertalite yang saat ini dijual oleh pedagang kecil diperoleh dengan membeli sendiri tanpa melalui agen BBM yang direkomendasikan oleh Pemkab Kayong Utara, katanya.

“Harga BBM pertalite lebih mahal dan masyarakat KKU masih enggan menggunakannya BBM tersebut,” ujarnya.

Sebelumnya, Communication and Relation Marketing Operation Region (MOR) VI Pertamina Kalimantan, Bagja Mahendra mengatakan, permintaan BBM jenis premium sepanjang tahun 2016 di Kalbar mengalami penurunan, yakni minus enam persen, atau dari 556 ribu KL menjadi 524 ribu KL.

Ia menjelaskan, hanya untuk jenis premium saja yang mengalami penurunan, sementara untuk BBM jenis pertalite naik sebesar 98 persen atau sebesar 63 ribu KL; kemudian pertamax naik sebesar 12 persen atau sebesar 7 ribu KL.

“Kemudian BBM jenis solar PSO juga naik sebesar sembilan persen atau sebesar 257 ribu KL, dan dexlite pemakaiannya sebanyak 1.315 KL sepanjang tahun 2016,” katanya.

ANT

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Arbie Marwan