Jakarta, Aktual.com – Dari bulan Januari hingga Juni 2015, inflasi di DKI Jakarta cenderung terus merangkak naik. Meski sempat terjadi penurunan di Maret 2015 di 019 persen, namun di bulan April inflasi terus naik hingga Juni 0,35 persen.

Mengawali 2015, di Januari DKI justru mengalami deflasi 0,41 persen akibat turunnya harga di kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan.

Namun di Februari, inflasi di DKI mencapai 0,24 persen. Dengan laju inflasi tahun 2015 mencapai -0,18 persen dan laju inflasi tahun ke tahun DKI 7,10 persen. Data Badan Pusat Statistik DKI Jakarta menyebutkan inflasi diakibatkan naiknya harga kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar.

Di bulan Maret, angka inflasi di DKI turun 0,05 persen dari bulan Februari, menjadi 0,19 persen. Inflasi bulan Maret disebabkan naiknya harga di kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau.

April, angka inflasi di DKI kembali merangkak naik 0,08 persen menjadi 0,27. Saat itu, Kepala BPS DKI Nyoto Widodo mengatakan inflasi April akibat kebijakan pemerintah pusat menaikkan harga BBM.

“Harga di tingkat konsumen di Ibu Kota pun ikut menanjak,” kata dia, saat konferensi pers, (4/5).

Masuk bulan Mei, inflasi di DKI terus merangkak naik 0,07 persen menjadi 0,34 persen. Namun Kepala BPS justru mengatakan kondisi inflasi bulan Mei cukup bagus dibanding bulan sebelumnya.

Bulan Juni, inflasi DKI mencapai 0,35 persen. Sejumlah komoditi tercatat memberi sumbangan meningkatnya inflasi di DKI Jakarta di bulan Juni.

Berdasarkan keterangan BPS DKI, sejumlah komodoti tempati lima tempat pertama penyumbang inflasi terbesar.

Di posisi pertama bensin 0,0470 persen. Lalu tarif listrik 0,0367 persen, kontrak rumah 0,0293 persen, daging ayam ras 0,0281 persen, cabai merah 0,0247 persen dan telur ayam ras 0,0217.

Artikel ini ditulis oleh: