Jakarta, Aktual.com – Beberapa daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur tengah mengalami panen raya padi. Salah satunya di Demak, Jateng. Panen ini membuat stok gabah melimpah dan harganya pun mulai berangsur turun.

Kondisi ini tentu sangat menguntungkan ketika harga beras belakangan ini mulai meninggi. Tetapi sayangnya, pemerintah dalam hal ini Kementerian Perdagangan dan Bulog sendiri justru ngotot melakukan impor beras ditengah panen raya.

Bahkah proses lelangnya pun sudah dilakukan oleh Bulog. Sehingga dalam beberapa pekan saja, beras impor itu akan segera membanjiri pasar dalam negeri. Tentu saja langkahb ini akan sangat memukul nasib petani yang sejauh ini masih belum sejahtera.

“Faktanya di akhir Januari ini, sudah terjadi panen padi untuk menuju panen raya. Tapi kenapa pemerintah justru ngotot mau impor beras? Ini membuktikan secara terang-benderang bahwa ada permainan di balik impor beras ini,” kata pengamat ekonomi politik, Abdulrachim Kresno, kepada Aktual.com, di Jakarta, Rabu (24/1).

Lebih jauh dia menegaskan, bahwa sebelum adanya panen saat ini, logika untuk melakukan impor pun terap tak bisa diterima. Pasalnya stok beras yang ada di Bulog sendiri cukup besar. Dan cukup untuk melakukan operasi pasar tanpa harus melakukan impor beras.

“Jadi masalah beras ini sangat sederhana. Cuma sering dipelintir seolah-olah jadi masalah rumit. Selama ini Bulog yang main operasi pasar dengan volume yang sangat kecil cuma 30 ribu ton per tiga bulan,” kata dia.

Seharusnya, kata dia, sebanyak 600 ribu ton per tiga bulan. “Dan itu stoknya cukup kok apalagi saat ini sudah ada yang panen. Sehingga Bulog bisa isi gudang lagi,” kata dia.

Sebelumnya, Menteri Amran Sulaiman menyebut, panen sudah dimulai di sejumlah sentra pertanian d Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pasokan gabah di pasaran pun mulai melimpah. Kini harga gabah berangsur turun.

“Panen raya padi ini telah berlangsung beberapa hari ini dan akan berlangsung hingga Maret 2018, akibat stok yang mulai bertambah itu harga gabah di sejumlah daerah pun mulai turun,” kata Arman.

Bupati Demak HM Natsir menambahkan, saat ini luas lahan yang siap panen kali ini kurang lebih seluas 7 ribu hektare. Bahkan dua minggu lagi, diperkirakan panen akan mencapai luasan yang lebih besar lagi, setidaknya 38 ribu hektare.

“Ini bisa memenuhi kebutuhan kita, bukan hanya Demak, tapi juga daerah-daerah lainnya. Jika panen seperti ini, kami yakin Demak akan surplus dan tidak kekurangan pangan, ” ujar Natsir.

Pewarta : Busthomi

Artikel ini ditulis oleh:

Bawaan Situs