Jakarta, Aktual.com — Sejumlah Situ atau waduk di Kabupaten Lebak, Banten, selama dua pekan terakhir mengalami kekeringan akibat musim kemarau panjang di daerah itu. Hal itu membuat ribuan hektar sawah di Lebak dilanda kekeringan akibat mengeringnya sejumlah situ.

Kepala Bidang Irigasi Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Lebak Dade Apriyandi di Lebak, Sabtu (25/7) mengatakan, pihaknya memperkirakan sejumlah situ mengering akibat kemarau panjang tersebut.

Kekeringan itu juga akibat kerusakan alam dengan banyaknya penebangan liar di kawasan hulu. Saat ini, situ mengering akibat kemarau sehingga tanaman padi milik masyarakat gagal panen.

“Kami berharap curah hujan segera turun dan petani bisa melaksanakan gerakan tanam serentak.

Menurut dia, Kabupaten Lebak saat ini memiliki sebanyak 17 situ sehingga memberikan kontribusi besar terhadap produksi pangan. Namun, saat ini sejumlah situ yang ada seperti Situ Cijoro di Kecamatan Rangkasbitung, Situ Cilembun Kecamatan Warunggunung, Situ Palayangan di Kecamatan Cimarga dan Situ Cicinta Kecamatan Maja mengalami kekeringan.

“Semua situ itu sudah tidak mengaliri ke persawahaan milik masyarakat untuk keperluan pertanian dan perikanan,” katanya.

Dia menyebutkan ke-17 situ yang ada di Kabupaten Lebak antara lain Situ Cijoro, Cilembun, Palayangan, Cimadang, Cibojan, Cibangreng, Ciboleger, Citinggar, Cikamunding, Cimaesta, Sinar Galih, Citepusen, Gunung Notol, Ciburial dan Situ Lebak Larang.

Dade mengimbau, petani pada musim kemarau ini agar tidak melakukan penanaman padi karena khawatir akan gagal panen. Sebab berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Serang, musim kemarau saat ini kemungkinan akan berlangsung sampai September 2015.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Dede Supriatna mengatakan, pihaknya meminta petani mengganti pola tanam dari padi sawah ke tanaman palawija maupun sayuran.

Tanaman palawija, kata dia, selama musim kemarau sangat cocok karena tidak menggunakan air banyak, seperti menanam ketimun, kacang panjang, jagung, paria, dan terung.

“Dengan pola tanam itu, saya yakin petani merasa diuntungkan, selain dapat meningkatkan produksi pangan juga meningkatkan pendapatan ekonomi,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu