Ratusan ribu umat Islam dari berbagai elemen yang tergabung dalam Gerakan Bela Islam melakukan aksi unjuk rasa ke Bareskrim Polri,Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (14/10/2016). Dalam aksinya Gerakan Bela Islam mendesak Bareskrim Polri segera menetapkan tersangka kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok) dalam kasus penistaan Agama.

Jakarta, Aktual.com – Sekretaris Jenderal DPP Advokasi Rakyat Untuk Nusantara (Arun), Bob Hasan tak terima jika kemarahan umat Islam kepada Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dikaitkan dengan Pilkada.

Dia tegaskan, seluruh pihak terkhusus pendukung Ahok harusnya sadar dan paham untuk tidak mencampur adukan masalah dugaan penistaan agama yang dilakukan Ahok dengan keikutsertaan yang bersangkutan dalam Pilkada DKI 2017.

“Kenapa? Karena tuntutan umat Islam khususnya telah ‘terbukti’ bahwa peristiwa tersebut yang semula bermuatan hukum menjadi padat dengan kepentingan politiknya untuk Pilkada DKI mendatang,” papar Bob Hasan dalam keterangan tertulisnya, Senin (17/10).

Bob Hasan pun ikut menyinggung soal sikap Kepala BNP2TKI, Nusron Wahid yang begitu semangat membela Ahok. Menurutnya, sikap Nurson malah membuat orang tidak simpatik kepadanya.

Dia melihat, Nurson seolah menggadaikan Al Qur’an dan hukum formil di Indonesia, demi membela calon Gubernur usungan PDI-Perjuangan, Golkar, NasDem dan Hanura.

“Saya mengatakan seorang Nusron Wahid benar-benar rela sampai terlalu jauh mengupas Surat Al Maidah yang sesungguhnya tidak sama sekali sebagai substansi persoalan atas delik umum tersebut,” ucapnya.

“Itu merupakan pembelaan yang tidak mendasar dari persoalan dan justru melukai perasaan umat Islam lainnya,” pungkasnya.

Seperti diketahui, dalam sebuah acara di salah satu stasiun televisi swasta nasional, Nusron memang sempat menyampaikan pendapatnya soal pernyataan Ahok yang menyinggu surat Al Maidah dalam kunjungannya ke Kepulauan Seribu, akhir September lalu.(M Zhacki Kusumo)

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid