Sofyan menjelaskan kalaupun akan dimulai dari awal, tidak akan memakan waktu lama sebab semua kesiapan sudah terlaksana.

Sebelumnya, Dirut PLN menyebutkan nilai total invetasi PLTU Riau-1 tersebut sebesar 900 juta dolar AS. “Proyek ini dijalankan konsorsium dan anak perusahaan PJB, nilai investasinya kira-kira sebesar 900 juta dolar AS,” kata Sofyan Basir.

Sofyan juga menjelaskan bahwa PLTU Riau-1 mulut tambang tersebut merupakan proyek penunjukan langsung kepada anak perusahaan PLN yaitu PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) yang sepenuhnya dimiliki oleh PT PLN.

Hingga saat ini statusnya masih sebatas surat peminatan (LOI) dari investor atau konsorsium, dengan perencanaan kapasitas sebesar 2×300 MW.

Letter of Intent (LOI) atau surat peminatan tersebut ditandatangani pada pertengahan Januari 2018 lalu, dengan target komersial pada 2023.

Konsorsium yang terbentuk adalah Blackgold Natural Resources yang merupakan perusahaan pertambangan batu bara multinasional. Kemudian perusahaan lainnya adalah PT Samantaka Batubara yang merupakan anak perusahaan Blackgold dan perusahaan asal Tiongkok, China Huadian Engineering Co.Ltd.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid