Jakarta, aktual.com – Sekjen Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK), M. Thobahul Aftoni menegaskan bahwa tidak ada dualisme kepengurusan di tubuh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pasca Muktamar Ancol 2025. Hal itu ia sampaikan dalam acara diskusi publik Aktual Forum bertema “Dualisme Kepengurusan PPP Pasca Muktamar Ancol 2025” di Tebet, Sabtu (4/10).
“Sebenarnya kita tidak ada istilah dualisme, sebab sudah 9 bulan yang lalu kita ingin mengadakan muktamar setelah PPP tidak lolos dalam legislatif,” kata Thobahul Aftoni.
Ia menambahkan bahwa Muktamar Ancol tidak lahir dari tekanan kelompok tertentu, melainkan dari aspirasi arus bawah. “Muktamar ini bukan karena ada permintaan golongan A atau B. Nama Agus Suparmanto itu murni berasal dari arus bawah, bukan dari kelompok manapun,” ungkapnya.
Menurutnya, keputusan mengangkat Agus Suparmanto sebagai tokoh eksternal partai telah melewati mekanisme resmi. “Keputusan PPP untuk mengambil tokoh eksternal itu dari kesepakatan semua pihak dari Mukernas forum resmi. Jadi apa yang dilakukan oleh pimpinan majelis, ketua DPP, DPW, DPC sudah sesuai mekanisme,” ucap Aftoni.
Ia juga menilai, pihak yang mempermasalahkan hasil muktamar seharusnya menyalurkannya melalui forum resmi partai. “Jadi kalau ada yang mempermasalahkan seharusnya di forum Muktamar. Masalah kader, non-kader itu sudah selesai,” ujarnya.
Lebih jauh, Aftoni menyinggung lemahnya proses kaderisasi di bawah kepemimpinan sebelumnya. “Sebenarnya yang menghilangkan kaderisasi itu Pak Mardiono, menghilangkan semua program kaderisasi,” katanya.
Di sisi lain, ia menegaskan bahwa dukungan kader terhadap Agus Suparmanto cukup besar. “Bukti Pak Agus Suparmanto itu didukung oleh seluruh kader, bisa dilihat ketika terjadi muktamar banyak muktamirin yang menginginkan perubahan,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain

















