“Artinya, narasumber yang ada di lingkungan-lingkungan itu bisa menyampaikan materi Empat Pilar MPR di lingkungannya masing-masing. Inilah cara MPR melaksanakan amanat UU dalam memasyarakatkan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika agar lebih cepat sampai ke masyarakat. Mudah-mudahan narasumber yang sudah banyak di berbagai lingkungan bisa dimanfaatkan secara maksimal baik di daerah maupun pusat dan di organisasi kemasyarakatan,” katanya.

Menurut Ma’ruf, metode pelatihan ini akan terus menerus diperbaiki. Selain dalam bentuk penyampaian secara umum dari anggota MPR, dalam pelatihan ini juga ada diskusi-diskusi kelompok untuk mendalami substansi materi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

“Peserta pelatihan yang sudah lulus agar memberikan peran maksimal dalam pelaksanaan sosialisasi dan peningkatan kualitasnya, sehingga materi yang disampaikan kepada masyarakat akan memunculkan kesadaran dan bisa mengubah perilaku masyarakat itu sendiri,” katanya.

Di depan para peserta, Ma’ruf Cahyono mengatakan bahwa pelatihan ini melahirkan semangat bersama bahwa merawat dan menjaga Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika merupakan cita-cita bersama. Para dosen akan menghadapi masyarakat yang sangat variatif mulai dari mereka yang awam politik sampai politisi.

“Silakan dengan kreativitas masing-masing dosen sampaikan kepada masyarakat dengan bahasa yang mudah, tidak membingungkan tetapi mendapatkan setidaknya tiga aspek, yaitu kognisi, afeksi, implementasi,” pungkasnya.

Penutupan pelatihan untuk pelatih ini dihadiri Kepala Biro Persidangan dan Sosialisasi Setjen MPR Tugiyana, SIP, dan Kepala Biro Keuangan Maifrizal, dan perwakilan dari Universitas Sebelas Maret (UNS).

Laporan: Nailin in Saroh

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid