Sebagai pewaris, lanjut Ma’ruf, pemuda Indonesia harus menjaga serta merawat nilai-nilai tersebut. Jika tidak dijaga dan dirawat, maka dikhawatirkan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia akan semakin luntur dan menipis. Sementara itu bayi-bayi terus lahir, generasi terus berganti, perubahan yang sangat cepat baik ditataran nasional, regional dan global. Masalah internal dan eksternal juga semakin berat.

“Untuk itulah, kegiatan yang kita lakukan tentang Sosialisasi Empat Pilar ini kepada para pemuda Indonesia sebagai kegiatan yang sangat penting bagi pemuda Indonesia agar sebagai pewaris bangsa, tetap berada pada jati diri bangsanya,” katanya.
Berbicara faktor kedua seputar pemuda Indonesia yakni penerus bangsa, menurut Ma’ruf, sebagai penerus bangsa tentu penuh dengan tantangan yakni, globalisasi. Tantangan pemuda Indonesia juga terkait dengan perkembangan IT yang cukup mempengaruhi eksistensi generasi muda kalau pemuda Indonesia tidak mampu menganggap itu sebagai sesuai yang positif.
“Selain dua faktor tersebut, ada satu lagi yakni nasionalisme. Nasionalisme inilah yang harus terus dibangun. Dengan posisi pemuda sebagai agen perubahan, pemuda harus memiliki mental dan kekuatan moral. Nah, kekuatan moral itu bisa dibangun jika kita tetap berada pada jati diri kita,”
“Apa jati diri kita? Yakni sebagai bagian dari bangsa yang tetap relijius, humanis, bersatu, demokratis dan bangsa yang selalu senantiasa berorientasi kepada keadilan. Jadi, saya setuju kalau kepeloporan pahlawan dahulu itu harus dicontoh dengan munculnya banyak pahlawan hari ini tapi pahlawan untuk memperjuangkan kesejehteraan bangsa,” pungkasnya.
Nailin In Saroh
(Wisnu)

Artikel ini ditulis oleh: