Brussels, Aktual.com – Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Mark Rutte memperingatkan kalau Presiden Rusia Vladimir Putin ingin ”menghapus” Ukraina dari peta, kemudian bisa menarget wilayah lain di Eropa.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Rutte meminta negara-negara di Eropa untuk mengubah pola berpikir dengan memperbesar anggaran pertahanan negara mereka. ”Sekarang waktunya mengubah cara berpikir di era perang,” kata Rutte saat berceramah di hadapan para pakar dan analis keamanan lembaga kajian Carnegie Eropa di gedung Concert Noble Brussels Belgia, pada Kamis (12/12) seperti dilansir dari Euronews.
Dalam pidato perdana setelah dua bulan memimpin NATO, Rutte memperingatkan Eropa untuk mempersiapkan diri kemungkinan Rusia mengirim pesawat-pesawat nirawak, seperti halnya yang dilakukan terhadap Ukraina. ”Dia (Putin) sedang berusaha menghancurkan kebebasan Eropa dan cara hidup kita,” ujar Rutte yang pernah menjadi Perdana Menteri Belanda itu.
Dasar alasan Rutte akan pergerakan Rusia yang akan mengarah ke negara-negara Eropa dimulai dari serangan Rusia ke Georgia pada tahun 2008, aneksasi Semenanjung Krimea di tahun 2014, kemudian serangan Rusia ke Ukraina di tahun 2022. ”Kita belum siap menghadapi apa yang akan terjadi dalam empat hingga lima tahun ke depan,” katanya.
Diungkap Rutte pula, serangkaian serangan Rusia terhadap negara-negara anggota NATO, seperti serangan siber, rangkaian pembunuhan, ledakan di gudang amunisi di Ceko, dan gangguan radar di kawasan Baltik, dan tindakan mempersenjatai imigran, telah menimbulkan gangguan di Eropa.
”Itu tindakan yang dirancang dengan baik untuk mengganggu stabilitas Eropa dan mencegah kita mendukung Ukraina. Pada akhirnya konflik akan menjangkau kita di Eropa. Perlu berapa kali lagi alarm pembangun tidur yang kita butuhkan? Kita seharusnya sudah khawatir. Saya tahu, saya sendiri (sudah khawatir). Rusia sedang menyiapkan diri untuk konfrontasi jangka panjang dengan Ukraina, dan dengan kita,” paparnya.
Terkait rencana perdamaian yang diusulkan Donald Trump setelah dilantik sebagai Presiden AS, menurut Rutte hal itu dilakukan maka dalam situasi saat ini justru menguntungkan Putin namun berbahaya bagi Eropa dan dunia. Ia lantas mendesak agar Ukraina dilibatkan dalam perundingan perdamaian itu.
Terkait persenjataan Rusia yang dinilai lebih canggih, diungkap Rutte saat ini baru 23 negara anggota NATO yang mengalokasikan anggaran pertahanan sesuai target, yakni 2 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sedangkan sembilan negara anggota NATO anggaran pertahanannya masih di bawah 2 persen. Jauh dengan anggaran pertahanan Rusia yang mencapai sembilan persen dari PDB. Selain itu, Rusia juga mendapat dukungan dari China, Iran, dan Korea Utara.
Rutte lantas mendesak negara-negara anggota NATO untuk menambah pesanan senjata kepada industri pertahanan dengan kontrak jangka panjang guna meningkatkan kemampuan mereka. Ia juga mendesak industri senjata untuk menambah produksi senjata pertahanan terhadap serangan pesawat nirawak (drone) dan taktik perang terbaru. ”Silakan dan lakukan inovasi serta bekerja sama dengan industri senjata, perbankan, dan dana pensiun. Kemerdekaan itu tidak gratis dan harus ada biaya yang dikeluarkan. Ada 1 miliar manusia hidup di kawasan Euro-Atlantik yang perlu dilindungi,” tandasnya.
(Indra Bonaparte)
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain

















