“Sekretaris Jenderal menggaris-bawahi situasi rapuh warga sipil di Suriah Selatan. Ia menyerukan segera diakhirinya peningkatan aksi militer baru-baru ini dan mendesak semua pemegang saham agar menghormati kewajiban mereka berdasarkan hukum internasional dan hukum kemanusiaan internasional, termasuk perlindungan warga sipil dan prasarana sipil,” kata juru bicara tersebut.
Guterres, yang mengingatkan mengenai pengaturan bagi penurunan ketegangan dan gencatan senjata yang telah menyediakan ketenangan relatif di bagian barat-daya Suriah selama satu tahun terakhir, mendesak semua pihak agar menahan diri dan berpegang pada komitmen itu sebagai masalah prioritas, katanya.
Dalam perkembangan lain, PBB pada Jumat pagi menyatakan badan dunia tersebut terkejut dengan laporang mengenai dua ledakan bahan peledak yang diletakkan di dalam kendaraan di Kota Idlib di bagian barat-laut Suriah. Delapan orang, termasuk satu anak kecil, meninggal dan 30 orang lagi cedera dalam peristiwa tersebut.
Satu bom mobil meledak di dekat pintu masuk Idlib Timur pada Kamis. Tak lama setelah ledakan bom itu, satu sepeda motor yang dipasangi bom meledak di daerah yang sama.
Sebanyak 2,5 juta orang tinggal di Gubernuran Idlib, yang dikuasai gerilyawan. Hampir separuh dari mereka telah mengungsi akibat kerusuhan dan sangat memerlukan bantuan kemanusiaan, kata juru bicara PBB dalam satu taklimat.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid