Jakarta, Aktual.com — Sekjen DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Hasto Kristiyanto, berpendapat penanganan kebakaran di Bandara Internasional Soekarno-Hatta oleh Angkasa Pura, mengecewakan.

“Penanganan para penumpang sangat mengecewakan. Angkasa Pura dan Garuda Indonesia praktis tidak memberikan informasi atas apa yang terjadi dan bagaimana kepastian jadwal penerbangan,” kata Hasto, di Jakarta, Minggu (5/7).

Hasto yang menjadi salah satu penumpang yang menyaksikan kebakaran yang terjadi di Bandara International Soekarno-Hatta, Jakarta, pada Minggu pagi, mengatakan, kejadian itu tidak hanya menunjukkan kegagalan sistem keamanan (safety system) bandara itu.

Lantaran, kata dia, di sisi lain, penanganan warga yang menjadi penumpang juga mengecewakan.

Menurut dia, berdasarkan apa yang dia rasakan selama kejadian, tampak berbagai bentuk kesemrawutan manajemen di bandara. Bahkan, dirinya melihat dua karyawan otoritas bandara berdiri kebingungan.

“Hanya ada suara keluar dari satu pengeras suara yang dipakai untuk menyampaikan pengumuman, dan suara pengeras suara pun tenggelam dalam hiruk pikuk suara penumpang,” katanya.

Dia melanjutkan, dirinya bisa menyaksikan kekacauan bandara itu tanpa kehadiran otoritas bandara untuk sekedar memberikan informasi atas apa yang terjadi. Hasto melihatnya sebagai kemunduran manajemen krisis yang luar biasa.

Hal itu, kembali nampak bagaimana Angkasa Pura dan Garuda Indonesia sama sekali tidak siap menghadapi skenario krisis, meski hanya berupa kebakaran salah satu lounge yang berimbas pada kemacetan sistem operasionalisasi bandara.

“Buat saya yang terjebak selama lebih dari tiga jam dalam antrean hanya bisa membatinkan, betapa mundurnya manajemen krisis kita,” kata Hasto.

Selama kejadian, kata Hasto, mereka yang berprofesi sebagai porter menjadi sasaran banyak pertanyaan penumpang.

“Jadilah para porter itu menjadi juru bicara Angkasa Pura dan Garuda Indonesia. Ada juga seorang Ibu dengan empat anaknya yang begitu khawatir atas ketidakpastian yang terjadi,” tutur Hasto.

Hasto Kristiyanto mengaku berada di bandara Soekarno-Hatta saat kejadian berlangsung karena hendak terbang ke Surabaya dengan menggunakan maskapai Garuda Indonesia.

Dia mengaku sampai saat ini belum mendapatkan informasi apa pun dari pihak maskapai Garuda Indonesia soal nasib penerbangan yang seharusnya membawa dia ke Surabaya.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby