Jakarta, Aktual.com – Sektor Pertanian memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa Pandemi. Pada tahun 2020, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), ketika hampir semua sektor tumbuh negatif, sektor pertanian tumbuh positif 1.75 persen dan memberikan kontribusi 13 persen pada PDB.

Namun pertumbuhan sektor pertanian, tidak dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan para petani. Mayoritas petani masih hidup dibawah garis kemiskinan.

“Kalau kita lihat, sumber utama rumah tangga miskin di Indonesia adalah dari kalangan petani. Ini yang menjadi PR kita bersama, bagaimana kebijakan-kebijakan sektor pertanian ke depan lebih berpihak pada para petani,”  ujar Kepala BPS mengutip hasil survei tingkat kemiskinan di Indonesia saat berbicara dalam Diskusi Publik INDEF, Rabu (17/2).

Menurut Suharyanto, ketidakstabilan harga produk pertanian di Indonesia, menjadi salah satu penyebab kehidupan petani yang masih terpuruk.

“Satu hal yang harus diperhatikan adalah kestabilan harga produk pertanian. Kecenderungan yang terjadi selama ini, harga produk pertanian jatuh pada masa panen, sehingga pendapatan petani juga jatuh,” tukas Suhariyanto.

Dirinya menegaskan, bahwa petani bukan hanya sebagai produsen tapi juga konsumen.

“Jika harga kebutuhan yang harus dibayarkan petani meningkat, pendapatan petani ikut tergerus oleh inflasi,” jelas Suhariyanto.

Direktur Eksekutif lembaga kajian ekonomi INDEF Tauhid Ahmad sepakat, bahwa kesejahteraan petani harus lebih mendapatkan perhatian.

“Apakah kita harus membela petani atau konsumen, atau petani yang juga konsumen. Saya melihat di negara-negara maju keberpihakan pada para petani harus lebih tinggi. Kalau pertanian menjadi prasyarat untuk menjadi negara maju, maka kesejahteraan petani harus bisa ditingkatkan,” imbuh Tauhid.

Melihat kondisi pandemi yang masih berlanjut di tahun ini,  Direktur Eksekutif INDEF Tauhid Ahmad mengataka, sektor pertanian masih akan tumbuh positif paling tinggi 2 persen.

“Kecuali pandemi Covid 19 bisa teratasi lebih cepat, sektor pertanian diproyeksikan bisa tumbuh hingga 3 persen,” pungkasnya.(RRI)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Warto'i