Jakarta, Aktual.com – Kebijakan sejumlah pemerintah daerah menekan angka penularan COVID-19 dengan melakukan berbagai pembatasan di segala bidang telah memukul sektor usaha termasuk properti.
Padahal di sektor properti ini terdapat 174 industri ikutan. Mulai dari industri bahan bangunan sampai perabot rumah tangga dengan perkirakan jumlah tenaga yang terserap mencapai 30 juta tenaga kerja lebih.
Bahkan di saat ekonomi normal tahun 2019 untuk skala Provinsi Jakarta saja sektor properti menyumbang sekitar Rp32,3 triliun terhadap PDB atau 17,61 persen terhadap pertumbuhan ekonomi. Itu belum dihitung kota-kota besar lainnya di Indonesia.
Namun apakah sektor properti ini akan terus-menerus tiarap dengan wabah yang masih belum ada tanda-tanda mereda di Indonesia. Kenyataannya diyakini tidak demikian.
Ketua Umum Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Totok Lusida mengatakan anggotanya dengan berbagai inovasi di bidang teknologi digital terus berupaya bangkit.
Terbukti beberapa sektor properti terutama yang bergerak di sub sektor hunian mulai melakukan serah terima unit kepada konsumen. Bahkan beberapa pengembang besar di koridor timur dan barat Jakarta beramai-ramai
merampungkan proyeknya.
Inovasi ini tidak hanya di bidang pemasaran yang memanfaatkan layanan digital agar pembeli dan penjual tidak perlu bertemu langsung. Namun juga memberikan keringanan dan fasilitas dalam hal bertransaksi melalui kerja sama dengan perbankan.
Bertemu secara fisik memang tidak bisa dihindari seperti konsumen melakukan kunjungan ke proyek untuk melihat langsung lokasi. Namun untuk hal-hal lain dapat dilaksanakan melalui dunia digital.
Inovasi
Soal inovasi ini memang beragam caranya. Yang jelas dari konsumen berupaya mendapatkan properti dengan harga sesuai penghasilannya, sedangkan dari pengembang berharap unit yang dipasarkan dapat segera terjual sehingga dana bisa diputar untuk bisnis berikutnya.
Salah satu terobosan dilakukan perusahaan rintisan Unicorn Asset Technology yang berupaya agar dalam membeli properti bukanlah sesuatu yang memberatkan bahkan bisa didiskon sampai 70 persen dari harga sebenarnya.
Co-Founder & Chief Strategi Officer Unicorn Asset Technology Indra Setiawan mengatakan salah satu upaya mendapatkan properti dengan harga yang ringan dengan mengombinasikan dengan sektor-sektor yang dapat memberikan pendapatan maksimal.
Di tengah pandemi sekarang membeli rumah bisa memanfaatkan perdagangan valas (forex) meski diakui ada risiko namun apabila dipelajari dengan benar risiko itu dapat diminimalkan.
Perdagangan valas itu tidak perlu hadir di kantor bisa di jalankan dari rumah hasilnya juga lumayan sebagian bisa disisihkan untuk membeli rumah. Tujuannya setelah pandemi berakhir harga rumah akan naik di saat itu kita bisa meraih untung.
Memang tidak mudah untuk berdagang valas. Untuk itu pihaknya saat ini masih memberikan prioritas kepada anggota. Itu pun sebelumnya harus ada semacam pelatihan dan simulasi terlebih dahulu untuk menghindarkan risiko.
Sedangkan dari kalangan pengembang ada yang membuat terobosan menjual unit apartemen dengan sistem lot. Satu unit apartemen itu bisa dimiliki sampai sepuluh orang.
Adalah Direktur Prioritas Land Indonesia
Marcellus Chandra yang memiliki ide demikian mengingat di saat pandemi sekarang ini daya beli konsumen turun. Namun dengan satu unit bisa dimiliki sampai 10 orang tentunya akan ringan untuk membelinya.
Imbal hasil juga lumayan dari hasil rental apartemen untuk kemudian dibagi pemilik sebanyak sepuluh orang itu yang ikut serta dalam sistem lot.
Bahkan kalau ekonomi mulai membaik harga apartemen ikut mengalami kenaikan saat itu merupakan momentum yang tepat apabila apartemen itu ingin dijual untuk mendapatkan keuntungan (capital gain).
Inovasi lain yang kini sedang ramai melalui pameran virtual justru dengan cara ini konsumen dapat lebih rinci mendapatkan informasi mengenai produk properti yang akan dibelinya. Bahkan pameran Indonesia Properti Expo (IPEX) 2020 yang diselenggarakan Bank Tabungan Negara (BTN) sampai diperpanjang karena tingginya minat masyarakat.
Tidak dapat dipungkiri di tengah pandemi sekarang ini rumah menjadi tujuan utama untuk menjalankan aktivitas sehari-hari. Pekerja yang kehilangan pencahariannya, rumah bisa menjadi sarana yang tepat untuk berkreasi mencari nafkah selain sebagai tempat berlindung.
Banyak bisnis melalui e-commerce yang dikembangkan dari rumah mulai dari kuliner, pembuatan masker, tas, sepatu, dan lain sebagainya. Syaratnya lokasi rumah yang mudah dijangkau ditambah fasilitas internet dan perangkat komputer yang memadai.
UU Cipta Kerja
Dengan disahkannya UU Cipta Kerja oleh DPR RI ternyata bisa memberikan peluang bagi sektor properti untuk kembali bangkit meskipun ekonomi masih mengalami tekanan akibat pandemi COVID-19.
Beberapa pasal di dalam UU Cipta Kerja mengenai properti mengatur soal kepemilikan asing dan bank tanah memberikan angin segar bagi pelaku usaha properti agar bisa bangkit.
Dalam UU Cipta Kerja diatur hak milik atas satuan rumah susun dapat diberikan kepada warga asing yang memiliki izin sesuai ketentuan peraturan perundangan. Kebijakan ini untuk memberikan kemudahan bagi warga asing yang akan berinvestasi di Indonesia untuk memiliki hunian sendiri.
Memang dari status berbeda dengan warga Indonesia yang kepemilikan satuan rumah susun bisa di atas hak milik, hak guna bangunan atau hak pakai. Sedangkan untuk warga asing hanya bisa hak pakai saja.
Terkait kepemilikan asing itu, Ali Tranghanda selaku Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch menyatakan perlunya penjelasan lebih rinci lagi dalam aturan di bawahnya mengenai kepemilikan properti bagi WNA agar kebijakan ini mendorong asing tertarik untuk berinvestasi di Indonesia.
Apakah ini menjadi angin segar bagi pasar apartemen? Banyak pihak yang menilai kepemilikan WNA ini menjadi angin segar.
Menurut Ali, hal ini belum tentu serta merta akan menarik minat asing untuk membeli apartemen, apalagi mendongkrak penjualan apartemen. Jadi jangan dibalik logika pasarnya.
Dengan aturan yang sudah baik pun, belum tentu WNA akan tertarik beli apartemen di Indonesia. Apabila tidak disertai dengan kepastian hukum, stabilitas ekonomi politik dan iklim investasi yang baik.
Sedangkan mengenai bank tanah ini menurut Ali merupakan terobosan yang baik untuk menghindarkan harga tanah dari spekulasi sehingga hunian dengan harga terjangkau dan berkualitas tetap tersedia.
Namun Ali juga meminta perlu diatur lebih jauh untuk mendorong agar masyarakat dapat memperoleh hunian yang layak dengan pengendalian harga tanah.
Hal lain perlu dibuatkan peta jalan dan cetak biru penyediaan hunian yang membuat program-program perumahan berjalan. Konsep bank tanah, kepemilikan asing, tabungan perumahan dan lainnya dapat dituangkan dalam sebuah perencanaan strategis hunian secara nasional.
Pemerintah sepertinya menyadari kontribusi yang sangat besar sektor properti terhadap pertumbuhan ekonomi. Sejak awal terjadinya pandemi pemerintah selalu berusaha menciptakan kemudahan dalam berusaha pada sektor ini.
Hal ini terlihat menjelang akhir tahun 2020 ini sejumlah perusahaan pengembang properti yang tidak hanya serah terima, namun sudah ada yang menghadirkan produk-produk baru terutama hunian.
Perkiraan sementara ada beberapa faktor yang membuat properti kembali bergairah. Yakni optimisme penemuan vaksin dan pasar hunian yang tidak pernah padam terutama pasar menengah bawah.
Terakhir, UU Cipta Kerja yang sejak awal dinanti-nanti kalangan pengembang. (Antara)
Artikel ini ditulis oleh:
As'ad Syamsul Abidin