Jakarta, Aktual.co — Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengatakan sektor pertambangan dan pertanian berpengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia karena dua sektor tersebut berkontribusi besar menggerakkan perekonomian.

“Faktor komoditas tambang dan pertanian cukup signifikan. Selama tambang dan pertanian belum meningkat secara pesat, memang pertumbuhan ekonomi ke kepala 6 persen butuh waktu,” ujar Mirza saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Senin (20/4).

Bank Indonesia sendiri sebelumnya menilai ke depan terdapat risiko bahwa pertumbuhan ekonomi pada 2015 dapat mengarah ke batas bawah kisaran 5,4-5,8 persen. Pencapaian tingkat pertumbuhan tersebut diperkirakan akan dipengaruhi seberapa besar dan cepat realisasi berbagai proyek infrastruktur yang direncanakan pemerintah, selain konsumsi yang tetap kuat dan ekspor yang secara gradual. “Tentu ada peluang tumbuh di atas 5,4 persen. Tergantung anggaran pemerintah cepat mencairkan, kemudian proyek-proyek berjalan,” kata Mirza.

Menurut Mirza, pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak berdiri sendiri karena merupakan bagian dari sistem ekonomi global. Dunia saat ini sedang perlambatan ekonomi, hanya Amerika Serikat yang tidak. Perlamabatan ekonomi di dalam negeri terjadi karena harga minyak dan komoditas ekspor seperti batu bara, CPO, dan karet yang masih turun.

“Indonesia kena dampak eksternal tersebut. Kita lihat penghasil komoditas seperti Sumatera, Kalimantan, perlambatannya cukup dalam. Sementara Jawa tidak trgantung CPO dan karet pertumbuhannya 5,5 sampai 6 persen, mungkin 5,3 sampai 6 persen di Jawa. Memang itu yang kemudian membuat kami dari 5,4-5,8 persen cenderung di batas bawah di 5,4 persen di 2015,” kata Mirza.

Artikel ini ditulis oleh: