Jakarta, Aktual.com- Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi dalam kunjungan kerjanya ke salah satu kabupaten di Sumatera Barat mengatakan saat ini Indonesia tengah mengalami defisit untuk sapi potong dan perah.
Hal tersebut yang juga menjadi alasan kenapa pemerintah harus mengimpor daging ke Indonesia.
Namun melihat potensi yang ada, soal defisit sapi potong dan perah di Indonesia, berkemungkinan bisa diatasi.
“Saya telah melihat Padang Mangatas begitu indah, Memang bagus. Jadi sepulang dari Sumbar ini, saya akan membicarakan hal ini ke Mentan. Saya melihat sapi-sapi di Padang Mangatas ini berkualitas bagus,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima oleh Aktual di Jakarta (3/12).
Dia menyebutkan pembibitan dan pengelolaan sapi di Padang Mangatas terbilang bagus. Karena memiliki padang rumput yang hijau dan subur. Dengan demikian, kualitas sapi yang ada di Padang Mangatas akan mendapatkan hasil yang terjamin.
Selain itu BPTU Padang Mangatas yang memiliki hamparan padang rumput luas juga memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai destinasi ekowisata. Pengunjung bisa melihat sapi yang dilepas di padang rumput hijau dengan latar belakang langit yang biru cerah.
Wamentan melihat potensi yang ada di BPTU Padang Mangatas dapat menjadi jawaban pemerintah yang selama ini dihadapkan dengan defisit daging sapi potong dan perah.
“Defisit ternak sapi potong dan perah bisa terjawab karena BPTU Padang Mangatas ini. Sehingga nantinya sapi-sapi yang ada di Padang Mangatas, bisa dikirimkan ke seluruh daerah di Indonesia,” ujarnya.
Kendati Harvick menilai Padang Mangatas memiliki potensi untuk mengisi kebutuhan daging sapi potong dalam negeri. Kedepannya BPTU perlu mengembangkannya di sisi teknologi.
Hal ini dikarenakan, di era sekarang dukungan teknologi akan dapat memberikan dampak yang lebih baik kepada BPTU Padang Mangatas.
“Di Padang Mangatas ini bisa dikembangkan sesuai kemajuan teknologi di bidang peternakan. Tentunya kementerian akan memberikan dukungan penuh untuk itu,” tegasnya.
Dalam waktu dekat Wamentan Harvick Hasnul Qolbi akan berdiskusi serius dengan Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah, terkait gagasannya untuk mengembangkan lahan peternakan sapi Badan Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT) Kementeran Pertanian Padang Mangatas, Kab. Limapuluh Kota, sebagai Kawasan agrowisata peternakan.
Wacana ini disampaikan Harvic seusai meninjau langsung lahan peternakan BPTU-HPT seluas 280 hektar di ladang savana kaki pegunungan Bukit Barisan, Sumatera Barat. Peninjauan ini dilakukannya di hari kedua kunjungan kerjanya ke sejumlah lahan pertanian dan peternakan di Kab. Limapuluh Kota.
“Kami coba pikirkan dan rundingkan dengan pemerintah daerah, khususnya melalui gubernur dan instansi terkait. Yang insyaa Allah dalam waktu dekat akan membuahkan hasil, atas rencana pengembangan lahan perternakan yang luas dan indah ini,” ujar Wamentan.
Menurut Harvick, keberadaan Peternakan BPTU-HPT Padang Mangatas sudah berkembang dengan baik. Dimana gagasan awal keberadaan peternakan tersebut dilakukan semasa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang kemudian masih dilanjukan oleh pemerintahan Jokowidodo.
“Perkembangannya saya lihat sudah cukup baik. Saya berharap agar keberadaan BPTU-HPT ini bisa lebih berkembang lagi dengan dikawal oleh para tokoh-tokoh muda terbaik di Sumbar, seperti Wagub Sumbar dan Wabup Limapuluh Kota. Yang semua anugerah keindahan alam dari Allah ini, kita titipkan kepada kedua wakil pemimpin daerah ini, sebagai legasi buat generasi penerus mendatang,” ujar Wamentan.
Melihat keindahan alam di peternakan sapi BPTU-HPT Padang Mangatas, sangat mirip dengan hamparan ladang savana peternakan-peternakan (ranch) di Australia atau New Zealand. Sejauh mata memandang, tampak hamparan hijau ladang savana di kaki perbukitan Bukit Barisan di wilayah Kab. Limapuluh Kota.
Harvick menilai kawasan berudara sejuk itu sangat layak dikembangkan sebagai lahan agrowisata peternakan.
“Alhamdulillah alam di Padang Mangatas, Sumbar ini, sangat mendukung sekali. Saya berharap jika memang ada kesempatan dan mampu dikendalikan dengan pengelolaan yang baik, saya yakin lahan BPTU HPT ini bisa dikembangkan sebagai sektor agrowisata khusus peternakan,” tambahnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Arie Saputra